SEMARANG, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang membantah munculnya penyakit hepatitis akut ada hubungannya dengan vaksinasi Covid-19. Hal itu diungkapkan oleh Kepala DKK Semarang, Abdul Hakam.
“Kabar beredar dengan kaitannya vaksinasi anak Astrazeneca dan disini saya sampaikan juga bahwa yang menjadi bahan pembuatan Astrazeneca ini beda dengan penyebab virus hepatitis akut misterius ini,” ungkap Abdul Hakam.
Hakam menyebut, bahan yang ada dalam pembuatan vaksin Covid-19 dengan adanya penyakit hepatitis saat ini sangatlah berbeda. Menurutnya, pembuatan vaksin sudah melalui beberapa uji klinis yang dilakukan oleh para pakar kesehatan, sehingga dirinya memastikan Adenovirus yang ada dalam vaksin tersebut tidak bisa bereplikasi di dalam tubuh.
“Vaksin Astrazeneca sudah rekombinan, artinya sudah melalui metode penelitian para pakar,” ucapnya.
Seperti diketahui, penyakit hepatitis akut bisa sampai mengalami penyakit kuning, dengan gejala mual muntah dan demam. Namun begitu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga anak-anak dari penyakit tersebut melalui pola hidup sehat.
“Menyerang sistem pencernaan, apabila timbul gejala tersebut harus di waspadai,” terangnya.
Dikarenakan penyakit tersebut menular pada sistem pencernaan, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan makanan. Dirinya mengungkapkan untuk makanan yang akan dikonsumsi harus dimasak lebih matang.
Pasalnya, sayuran yang dimasak tidak begitu matang masih menyisakan risiko bakteri yang menimbulkan beberapa penyakit. Selain sayur, dirinya meminta untuk memasak telur dan daging juga dalam keadaan matang.
“Harus matang, nggak boleh yang setengah mateng, masakan yang tidak matang akan sangat berisiko,” tuturnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)