PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menggalakkan Bank Sampah sebagai upaya pengelolaan sampah secara komprehensif dan terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle).
Hal itu diungkapkan oleh Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya, dalam Pelatihan Pengolahan Sampah Menjadi Produk Bernilai Ekonomi yang digelar di Aula Kantor DLH Kota Pekalongan, pada Rabu, 31 Juli 2024.
Menurut Inggit, sampah bisa diolah atau didaur ulang menjadi produk tertentu. Misalnya, sampah organik dapat diolah menjadi kompos, sementara sampah anorganik berpotensi dijadikan produk komersial melalui proses daur ulang.
“Walaupun tidak semua orang kreatif dalam membuat kerajinan, sampah anorganik masih bisa disetorkan ke Bank Sampah,” ujarnya.
Inggit menekankan pentingnya mengubah pola pikir masyarakat untuk memilah sampah dari rumah, baik organik maupun anorganik, agar proses pengolahan di bank sampah bisa berjalan efektif.
Sementara itu, Sri Budi Santoso, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pekalongan, melaporkan bahwa dari Januari hingga Juni 2024, TPA Degayu menerima rata-rata 130 ton sampah per hari hingga membuat overload. Menurutnya, peningkatan volume sampah terjadi pada momen lebaran.
“Kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah menjadi krusial. Pengelolaan sampah yang baik, sesuai prinsip 3R dapat mengurangi beban TPA dan memberikan manfaat ekonomi,” tegasnya.
Dengan penerapan prinsip 3R secara konsisten, diharapkan masyarakat Kota Pekalongan dapat menjaga kebersihan lingkungan serta mengurangi beban TPA Degayu. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)