BLORA, Lingkarjateng.id – DPRD Kabupaten Blora menilai pertanian organik di Desa Bajo, Kecamatan Kedungtuban, memiliki potensi besar untuk ditawarkan ke investor.
Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, menilai pasar pertanian ini sangat menjanjikan karena kuantitas dan kualitasnya sudah baik, serta didukung CSR dari Pertamina EP Cepu Field Zona 11.
“Potensi pasarnya bagus. Saya sudah cek langsung ke sana. Memang mangsa pasarnya bagus. Karena secara kuantitas dan kualitas sudah oke,” ujar Siswanto, Senin, 24 November 2025.
Menurutnya, hasil panen pertanian organik di wilayah Kedungtuban patut diapresiasi karena setiap panen menghasilkan produk yang baik dan dengan serapan yang maksimal.
“Setiap panen pasti cepat laku habis,” singkatnya.
Walau begitu ia memberi masukan untuk pertanian organik di desa tersebut agar kapasitas petani atau tenaga kerja lebih ditingkatkan lagi.
“Perlu perluasan anggota kelompok di sana. Lahannya juga diperluas lagi. Kualitas sudah oke,” paparnya.
Siswanto yang juga menjadi ketua kamar dagang dan industri (Kadin) Blora itu menyebut, perlu ada penguatan pemasaran ke luar daerah.
“Marketingnya itu dimatangkan. Biar bisa cari mangsa pasar di luar Blora. Ini juga PR bagi pemerintah untuk menonjolkan hasil asli Blora,” ujarnya.
Oleh sebab itu, menurutnya Pemdes setempat dengan kelompok tani perlu studi banding ke luar daerah yang sudah berhasil untuk belajar terkait pemasaran.
“Misal biasanya 50 ton bisa ditarget 100 ton setiap pemasaran. Kualitas sudah mantap. Kuantitasnya dikencengin lagi,” ucapnya.
“Ke sentral-sentral kota pertanian bisa studi banding disana. Ini saya juga coba penjajakan luar Blora biar produk kami bisa kami gaetkan dengan investor sekalipun,” sambung Siswanto.
Sebagai informasi, Kelompok Tani Bina Alam Sri, Desa Bajo sudah menerapkan metode System of Rice Intensification (SRI) Organik dengan menekan biaya produksi hingga 48 persen (±Rp 6 juta per hektar).
Sebagai informasi, Desa Bajo saat ini tengah meningkatkan hasil panen dari 7 ton menjadi 8–9 ton per hektar. Desa Bajo juga bekerja sama dengan Pertamina EP dalam mengembangkan pertanian. Seperti dukungan program PSRLB (Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan) sejak 2018 memperluas lahan pertanian organik hingga 10 hektar, melibatkan 76 petani aktif.
Produk padi organik Desa Bajo telah mengantongi sertifikasi SNI 6729:2016 dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman, menegaskan standar kualitas nasional.
Jurnalis: Eko Wicaksono
Editor: Sekar S































