PATI, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kabupaten Pati akan memperbaiki 60 ruas jalan rusak dengan anggaran Rp 330 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025.
Anggaran tersebut diperoleh setelah adanya penyesuaian terkait kebijakan efisiensi yang diterapkan di masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Pati.
Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPTR) Pati, Riyoso, melalui Kabid Bina Marga, Hasto Utomo, mengatakan bahwa Bupati Pati, Sudewo, memprioritaskan penanganan jalan rusak di tahun 2025 ini.
“Karena menurut beliau kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Makannya di 2025 ini beliau mengefisiensi anggaran APBD untuk fokusnya di sana dulu,” kata Hasto di Pati pada Senin, 17 Maret 2025.
Adapun besaran anggaran yang digelontorkan ke masing-masing jalan tersebut berdasarkan data dari DPUTR Pati, di antaranya:
- Jalan Dukuhseti-Tayu (panjang 3 km, lebar 6 meter, ditangani rigid beton) dengan anggaran Rp 14,4 miliar.
- Jalan Dukuhseti-Batas Jepara (panjang 1,5 km, lebar 5 meter, ditangani rigid beton) dengan anggaran Rp 6 miliar.
- Jalan Tayu Kulon-Bulungan dengan anggaran Rp 3,3 miliar.
- Jalan Bondol-Gunungwungkal (panjang 1 km, lebar 6 meter, ditangani rigid beton) dengan anggaran Rp 4,8 miliar.
- Jalan Ngablak-Gunungwungkal (panjang 2 km, ditangani hotmix) dengan anggaran Rp 4,4 miliar.
- Jalan Gunungwungkal-Jepalo (panjang 2 kilometer) dengan anggaran Rp 4,4 miliar.
- Jalan Bancak-Giling (panjang 1,36 km, lebar 4 meter, ditangani hotmix) dengan anggaran Rp 2,992 miliar.
- Jalan Gadu-Gajihan (panjang 700 meter) dengan anggaran Rp 2,24 miliar.
- Jalan Gunungwungkal-Gunungsari (panjang 800 meter) dengan anggaran Rp 1,76 miliar.
- Jalan Sumberejo-Tendas (700 meter) dengan anggaran Rp 1,54 miliar.
- Jalan Winong-Gabus (panjang 2 km) dengan anggaran Rp 6,6 miliar.
- Jalan Gabus-Tambakromo (panjang 1,5 km) dengan anggaran Rp 4,95 miliar.
- Jalan Banjarsari-Tambahmulyo (panjang 2,5 km ditangani cor beton) dengan anggaran Rp 10 miliar.
- Jalan Tambakromo-Batas Maitan dengan anggaran Rp 4,125 miliar.
- Jalan Pohgading-Wukirsari (panjang 1,7 km) dengan anggaran Rp 2,805 miliar.
- Jalan Sinomwidodo-Karangwono dengan anggaran Rp 2,2 miliar.
- Jalan Angkatan Lor-Godo (panjang 3 km) dengan anggaran Rp 9,6 miliar.
- Jalan Angkatan Lor-Karangwono dengan anggaran Rp 4,4 miliar.
- Jalan Boloagung-Karangmulyo (panjang 3 km) dengan anggaran Rp 6,6 miliar.
- Jalan Kayen-Slungkep dengan anggaran Rp 2,88 miliar.
- Jalan Mangunrekso-Brati (panjang 2,35 km) dengan anggaran Rp 4,8 miliar.
- Jalan Kayen-Beketel dengan anggaran Rp 4,8 miliar.
- Jalan Tlogoayu-Karaban-Wuwur dengan anggaran Rp 2,188 miliar.
- Jalan Kayen-Srikaton (panjang 1 km, ditangani rigid beton) dengan anggaran Rp 3,2 miliar.
- Jalan Porang Paring-Kuwawur (panjang 3 km, ditangani beton) dengan anggaran Rp 9,6 miliar.
- Jalan Kuwawur-Pakem dengan anggaran Rp 2,2 miliar.
- Jalan Wotan-Batas Kudus (panjang 7 km) dengan anggaran Rp 9,6 miliar.
- Jalan Ngemplak Kidul-Soneyan (panjang 2 km) dengan anggaran Rp 6,4 miliar.
- Jalan Lahar-Pasar Buah (panjang 2,5 km) dengan anggaran Rp 5,5 miliar.
- Jalan Mojoagung-Ketekputih (panjang 360 m) dengan anggaran Rp 1,44 miliar.
- Jalan Pati-Tlogowungu (panjang 3 km, lebar 6 meter) dengan anggaran Rp 9,9 miliar.
- Jalan Lahar-Tlogowungu bagian bawah (panjang 1 km, lebar 500 m) dengan anggaran Rp 4,475 miliar.
- Jalan Pesucen-Lahar (panjang 2 km, lebar 5 meter) dengan anggaran Rp 6,75 miliar.
- Jalan Lahar-Gunungsari (panjang 1 km) dengan anggaran Rp 2,2 miliar.
- Jalan Sukoharjo-Gembong (panjang 1 km) dengan anggaran Rp 4,9 miliar.
- Jalan Bageng-Jolong (panjang 3 km, ditangani cor beton) dengan anggaran Rp 7,2 miliar.
- Jalan Guwo-Jolong (panjang 700 meter) dengan anggaran Rp 1,54 miliar.
- Jalan Sukolilo-Misik (panjang 1 km) dengan anggaran Rp 2,4 miliar.
- Jalan Cengkalsewu-Batas Kudus (panjang 1 km) dengan anggaran Rp 5,76 miliar.
- Jalan Sukolilo-Tompegunung (panjang 3 km) dengan anggaran Rp 6,6 miliar.
- Jalan Sukolilo-Prawoto (panjang 4,5 km, lebar 5 m) dengan anggaran Rp 16 miliar.
- Jalan Sunan Ngerang (panjang 700 meter, lebar 6 meter) dengan anggaran Rp 2,31 miliar.
- Jalan WR. Supratman (panjang 600 meter, lebar 8 meter) dengan anggaran Rp 2,64 miliar.
- Jalan Jaken-Batas Blora (panjang 3 km, cor beton) dengan anggaran Rp 4 miliar.
- Jalan Bringinwareng-Pasar Hewan (panjang 1,2 km, cor beton) dengan anggaran Rp 3,84 miliar.
- Jalan Winong-Pucakwangi (hotmix) dengan anggaran Rp 2,2 miliar.
- Jalan Lumbungmas-Watesaji (panjang 1,5 km) dengan anggaran Rp 1,76 miliar.
- Jalan Jontro-Bangsalrejo (panjang 2,5 km) dengan anggaran Rp 5,5 miliar.
- Jalan Sukoharjo-Ngurensiti (panjang 2,4 km) dengan anggaran Rp 5,28 miliar.
- Jalan Tluwah-Sembaturagung (panjang 2 km) dengan anggaran Rp 3,74 miliar.
- Jalan Juwana-Jetak (1,5 km, lebar 7 meter, bantuan dari Pemprov Jateng 7,5 km) dengan anggaran Rp 8,4 miliar.
- Jalan Sidoarum-Kalimulyo dengan anggaran Rp 1,54 miliar.
- Jalan Asemujil- Bulumulyo dengan anggaran Rp 2,64 miliar.
- Jalan Raci-Ketitangwetan dengan anggaran Rp 2,1 miliar.
- Jalan menuju tambak kapal 500 meter dengan anggaran Rp 400 juta.
- Jalan Munadi Terminal Juwana ke selatan dengan anggaran Rp 500 juta.
- Jalan keluar-masuk TPI Bajomulyo dengan anggaran Rp 1,2 miliar.
- Jalan masuk tambak nila salin Donorejo dengan anggaran Rp 1,2 miliar.
- Jalan Kayen-Sumbersari dengan anggaran Rp 1,8 miliar.
- Jalan Sumbersari-Slungkep dengan anggaran Rp 720 juta.
Pemkab Pati juga akan membangun Jembatan Desa Sambirejo dengan anggaran Rp 2,2 miliar.
Tak hanya itu, pelebaran Jalan Puri-Margorejo yang akan dibuat menjadi 2 lajur dengan panjang 2,5 km, lebar 9 meter, serta pembongkaran jalur lambat juga saat ini sedang diusulkan ke Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Selian pembangunan jalan tersebut, Pemkab Pati juga akan membangun jalan lain yang dianggap kondisinya darurat. Nantinya, pembangunan jalan tersebut diusulkan melalui bantuan provinsi.
“Rencana mau diusulkan yang tidak mempengaruhi APBD contohnya di Pati-Gembong, Pati-Gabus, Guyangan-Runting itu yang darurat-darurat. Itu dari bantuan provinsi,” jelas Hasto. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Lingkarjateng.id)