KUDUS, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus menggelar Orientasi Tata Laksana Gizi Buruk Terintegrasi di Gedung Persatuan Perawat Nasional Indonesia) PPNI Kudus, Rabu, 21 Mei 2025.
Kegiatan yang telah berlangsung sejak Selasa, 20 Mei 2025ini diikuti perwakilan tenaga kesehatan dari 19 puskesmas dan seluruh rumah sakit se-Kabupaten Kudus.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Kudus, Nuryanto, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya terintegrasi dalam menangani gizi buruk guna mencegah stunting.
“Tujuannya adalah membangun sistem pelayanan yang menyeluruh, mulai dari Posyandu, Puskesmas, hingga rumah sakit. Jika diperlukan, penanganan akan melibatkan dokter spesialis,” terangnya.
Nuryanto mengatakan tenaga gizi dari rumah sakit, bidan, serta dokter berperan penting sebagai tim penanganan gizi buruk.
“Kami ingin agar semua lini pelayanan, dari bawah hingga atas, memiliki pemahaman dan prosedur yang sama dalam menangani gizi buruk,” terangnya.
Sementara itu dr. Nasichatun Nisa dari RSU RA Kartini Jepara yang menjadi narasumber juga menyampaikan pentingnya edukasi gizi bagi orang tua dan kader Posyandu. Menurutnya akan ada SOP (standar operasional prosedur) yang mengatur tata laksana gizi buruk secara menyeluruh.
“Edukasi akan diberikan mulai dari ciri-ciri gizi buruk, penimbangan rutin, hingga pembuatan makanan bergizi yang sesuai usia anak,” ujarnya.
Dokter Nisa dalam kesempatan itu juga menyoroti pentingnya Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal yang dibuat kader Posyandu untuk anak-anak yang terindikasi gizi buruk.
Jurnalis: Fahtur Rohman
Editor: Ulfa Puspa