BLORA, Lingkarjateng.id – Pilkades serentak di Kabupaten Blora baru saja diselenggarakan pada Sabtu, 8 Juli 2023. Akan tetapi, masyarakat menyayangkan adanya indikasi politik uang dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
Ketua Paguyuban Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Banjarejo, Kabupaten Blora, Helmi Hidayat, mengatakan bahwa gelaran pilkades serentak Blora yang sarat dengan politik uang dirasa cukup memprihatinkan.
Menurut Helmi, pemangku kepentingan dinilai tak mampu membendung adanya politik uang yang merajalela di berbagai desa yang menggelar pilkades serentak.
Helmi menyebut telah mendapat laporan dari anggota BPD yang tersebar di Blora bahwa hampir merata para calon kades membeli suara masyarakat. Bahkan, nilainya pun tak sedikit.
“Di lapangan do nukoni suara sampai Rp 1 juta. Tapi rata-rata do nukoni suara Rp 300 ribu untuk satu pemilih (Di lapangan oknum membeli suara rakyat sampai Rp 1 juta, tapi rata-rata Rp 300 ribu untuk satu pemilih),” bebernya blak-blakan, pada Minggu, 9 Juli 2023.
Ditegur Sering Temui Calon Kades, 1 Orang Panitia Pilkades Genjahan Blora Pilih Mundur
Bahkan muncul istilah jual beli suara itu dianggap uang saku untuk nyobolos sebagao pengganti kerja dalam sehari. Menurutnya, pemangku kepentingan seolah tutup mata terkait perihal yang sudah menjadi tradisi itu.
“Diumbarke, yen kui diketati, penjara bakal kebak (Diabaikan, kalau diperketat malah penjara bakal penuh). Makanya dibiarkan kayak angin lewat,” ucapnya.
Dia berpendapat tradisi seperti itu dapat menjadi akar bibit tindak pidana korupsi, karena harus mengganti modal yang digunakan maju kades.
“Ngunuku do golek ijol ko ngendi, ujung-ujunge ya podo korupsi (Seperti itu cari ganti dari mana, ujung-ujungnya, ya, korupsi),” imbuhnya.
Sebelumnya sempat berhembus kabar pilkades serentak Blora jadi ajang taruhan para botoh dari Trengggalek, Tulungagung, Sragen hingga Pati. Seperti penuturan dari warga Kecamatan Jepon, Supri, yang , mengaku kedatangan sejumlah orang dari beberapa daerah asal Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Jabatan Kades di Blora yang Ditinggal Maju Pileg 2024 akan Diisi PJ
Supri yang merupakan pemilik warung kopi itu menyebut orang-orang tersebut mengaku bahwa mereka botoh. Mereka sengaja beberapa kali seperti mendatangi Desa Brumbung, Kecamatan Jepon, untuk mengukur seberapa kuat massa calon kades yang ikut Pilkades.
“Kemarin botoh-botoh ke sini tiga kali. Survei kekuatan massa calon kades,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Blora, Yayuk Windrati, memastikan pelaksanaan pilkades serentak di Kabupaten Blora berjalan lancar dan aman. Semua proses dari persiapan, pelaksanaan, dan penghitungan tidak ada kendala yang serius.
“Semua berjalan lancar dan aman,” ucapnya, pada Minggu, 9 Juli 2023.
Yayuk menyebut, yang terpilih sebagai kades hasil dari pemilihan ada yang orang baru maupun incumbent. Dia berharap, siapapun yang memenangi pilkades dapat menjalankan amanah dengan baik.
“Harapannya mereka yang terpilih yang terbaik dan amanah,” harapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)