SEMARANG, Lingkarjateng.id – Cuaca buruk mengakibatkan keterlambatan 2.614 ton minyak goreng, yang seharusnya datang pada Senin (04/04) lalu justru baru sampai di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) Kamis (07/04).
Hal itu disampaikan Direktur Komersial Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), Andre Tanujaya, saat ditemui awak media. Ia mengatakan, akibat faktor cuaca baru bisa diterima Kamis (07/04) malam.
“Tadinya direncanakan tanggal 4 datang, cuma mungkin karena ada kendala di lapangan karena di laut, cuaca dan lain-lain, jadi kapal ini baru labuh tadi malam, pukul 22.30,” Kata Andre.
BLT Minyak Goreng di Pati Bakal Cair Bulan Ini
Andre menyampaikan, datangnya muatan minyak goreng dari Balikpapan ini, akan ditambah lagi saat mendekati lebaran. Sehingga, diharapkan dapat mencukupi ketersediaan minyak goreng selama Ramadhan.
“Beratnya 2.614 ton. Ini bisa menutupi ketersedian minyak goreng selama 1 sampai 2 minggu maksimal. Tapi Insya Allah, akan kedatangan kapal berikutnya sebelum lebaran, mudah-mudahan stok di Jateng sampai lebaran dan setelah lebaran akan tercukupi dan aman,” tambahnya.
Direktur Komersial PPI itu juga menjelaskan, alasan pemberian minyak goreng tersebut, didasari dari laporan Satuan Tugas (satgas) pangan yang menyebutkan bukan karena stok di Jateng yang mulai menipis melainkan pendistribusian di Jateng belum merata,.
Pasca Operasi Pasar, Minyak Goreng Curah di Jepara Tetap Langka
“Tidak menipis, tadi dapat laporan dari satgas pangan, masih ada (stok) cuma tidak merata. Tugas kami hadir melakukan pemerataan hingga bisa menekan harga minyak goreng yang tinggi,” terangnya.
Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo. Pihaknya mengungkapkan, tujuan pemberian minyak goreng ini guna mencukupi distribusi di wilayahnya.
Arif juga berharap, pendistribusian minyak goreng ini dapat memberikan jalan keluar atas kurangnya sebaran minyak goreng.
“Kami bekerja sama dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk membanjiri, kalau dihitung, minyak di Jateng itu memang terjadi kelangkaan, tidak merata, tidak sesuai HET (Harga Eceran Tetap) sampai saat ini, maka apa yang kita lakukan ini dalam rangka membanjiri,” sebut Arif.
Tak Bisa Akses SIMIRAH, Agen Minyak Goreng Demak Susah Dapat Stok
Dengan adanya pemberian minyak goreng ini, lanjut Arif, kepada setiap kepala dinas di kabupaten atau kota untuk bisa bekerja sama dengan pihak kepolisian setempat, yakni dengan melakukan pengecekan secara langsung hingga sampai ke pasar.
“Saya pesan Kepala Dinas Kabupaten atau Kota, dengan kami melakukan dropping ini, mereka juga melakukan pengawasan, bekerja sama dengan polres-polres setempat. Untuk berkomitmen mengawal sampai ke pasar, para pedagang terjualnya ke konsumen akhir Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kg,” pungkasnya. (Lingkar Network | Adhik Kurniawan – Koran Lingkar)