BLORA, Lingkarjateng.id – Kabupaten Blora direncanakan menjadi salah satu lokasi peternakan dalam program impor 2 juta ekor sapi hidup selama 2024-2029.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengungkapkan bahwa pemerintah membutuhkan lahan seluas 1,7 juta hektare untuk menampung 2 juta sapi hidup yang akan didatangkan ke Indonesia. Di Jawa Tengah, pihaknya memilih Kabupaten Blora sebagai lokasi pelaksanaan program tersebut.
“Totalnya sudah kita identifikasi ada 1,7 juta hektare di seluruh Indonesia. Kalau di Jawa Tengah ini ada di Blora, kemudian ada di beberapa kabupaten yang lain, nanti kami bisa berikan,” ucap Sudaryono dalam kegiatan Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan Provinsi Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Kantor Gubernur Jateng, Semarang, pada Selasa, 31 Desember 2024 lalu.
Menurutnya, selain untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging di Indonesia, impor sapi perah dan pedaging tersebut juga untuk mendukung program makan bergizi gratis yang akan dijalankan pada 2025.
“Kita sudah swasembada telur dan swasembada daging ayam sehingga kita tidak perlu adanya impor. Hanya untuk kebutuhan daging dan susu memang kita masih cukup besar kebutuhan impornya,” ujar Sudaryono.
Ia menjelaskan bahwa selama ini Indonesia selalu melakukan impor untuk 80 persen susu yang dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi untuk mendatangkan indukan sapi hidup.
“Sudah kami ajukan ke Presiden dan sudah ditandatangani, tinggal nunggu diundangkan sehingga kami bisa mendatangkan sapi hidup dari Brazil dengan total 5 tahun ini kita dapatkan 2 juta ekor,” ujarnya.
Menurutnya, impor sapi tersebut tidak dibiayai pemerintah melalui APBN, melainkan pihaknya membuka keran investasi bagi pengusaha.
“Tidak menggunakan APBN dengan membuka kesempatan bagi private sektor, apakah swasta, BUMN, koperasi baik di dalam dan luar negeri untuk berinvestasi peternakan sapi itu di Indonesia,” jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Kabupaten Blora, Ngaliman, mengatakan bahwa pihaknya siap jika wilayah setempat menjadi salah satu lokasi pelaksanaan program nasional pengembangan sapi.
“Melihat potensi yang ada saat ini, secara teknis kami siap jika Kabupaten Blora dijadikan titik pengembangan sapi secara nasional,” ujar Ngaliman saat ditemui di kantornya pada Jumat, 3 Januari 2025.
Ngaliman menjelaskan bahwa Kabupaten Blora merupakan daerah dengan populasi sapi terbesar di Jawa Tengah. Oleh karena itu, pihaknya yakin kabupaten setempat bisa menjadi daerah yang paling berpotensi untuk pengembangan sapi perah maupun sapi pedaging.
“Yang jelas kami masih menunggu kepastian dari kementerian. Jika kami ditunjuk, kami pastikan siap melaksanakan,” tegas Ngaliman.
Ia menambahkan bahwa program tersebut sejalan dengan misi Bupati Blora untuk meningkatkan sektor pertanian dan peternakan.
“Kalau benar kami nanti ditunjuk, yang pasti akan memberikan dampak positif. Dari sisi tenaga kerja, pertanian, dan sektor ekonomi,” ucapnya.
Namun, Ngaliman mengaku bahwa pihaknya hingga saat ini belum tahu pasti berapa ekor sapi yang akan dikembangkan di Kabupaten Blora.
“Kita tunggu saja. Kalau benar pasti akan kita rilis ke kawan-kawan media,” pungkasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)