Lingkarjateng.id – Jika Anda berkunjung ke Rembang, petilasan makam Sunan Bonang wajib masuk list wisata religi yang patut Anda kunjungi. Sunan Bonang merupakan salah satu anggota Wali Songo yang merupakan putra dari Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila. Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M dengan nama kecil Raden Maulana Makdum Ibrahim.
Sunan Bonang mendapatkan ilmu ajaran Islam dari sang ayah. Bersama dengan Raden Paku (Sunan Giri), mereka mendapatkan ilmu dari Syekh Wali Lanang (Syekh Maulana Ishaq) di Malaka.
Dalam sejarah, ada 3 pusara atau makam Sunan Bonang, yang pertama di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, kemudian ada di Pulau Bawean, perairan Jawa Timur dan yang ketiga di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Dari ketiga yang diklaim sebagai Makam Sunan Bonang, sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya.
Dilansir dari tubankab.go.id, Makam Sunan Bonang terletak di Pulau Bawean yang mana lokasi tersebut sebagai lokasi terakhir perjalanan dakwahnya. Konon, murid-muridnya yang dari Tuban ingin dikuburkan di Kabupaten Tuban, meskipun sudah dimakamkan di Pulau Bawean. Kemudian, mereka mencuri jenazah Sunan Bonang lalu dibawa ke Tuban dan dimakamkan di belakang Masjid Agung Tuban yang berada di Kelurahan Kutorejo.
Sedangkan yang ada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang dikenal dengan petilasan Makam Sunan Bonang.
1. Pasujudan Sunan Bonang
Pasujudan Sunan Bonang berada di Jalur Pantura, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Petilasan tersebut berupa empat bongkahan batu yang diyakini sebagai tanda bekas sujud Sunan Bonang. Empat bongkahan batu besar tersebut terdiri dari satu batu berukuran besar yang dipercaya terdapat cap dahi Sunan Bonang saat bersujud.
Sedangkan batu yang berukuran lebih kecil, terdapat cap kaki sebelah kiri yang diyakini sebagai kaki Sunan Bonang saat bertapa dan berdoa pada Allah dengan berdiri satu kaki, dan batu lainnya dengan ukuran yang lebih kecil menjadi tumpuan kaki Sunan Bonang.
2. Bende Bicak
Dulu, ada utusan Kerajaan Majapahit yang bernama Bicak yang diminta menemui Sunan Bonang. Namun, kala itu Sunan Bonang sedang mengaji bersama para santri. Akhirnya Bicak uron-uron sambil menunggu dan membuat Sunan Bonang terganggu, lantaran dikira itu suara bende. Dari perkataannya itu, kemudian mengubah wujud Bicak menjadi bende (gong kecil). Lalu, bende bicak itu digunakan sebagai media dakwah dalam menyebarkan agama Islam.
3. Makam Putri Cempo
Putri Cempo bernama asli Putri Indrawati merupakan perempuan dari negeri Campa (Kamboja) yang menjadi pengikut Sunan Ampel di Surabaya. Tapi, setelah Sunan Bonang menjadi seorang ulama besar dan Sunan Ampel telah berusia lanjut, akhirnya ia disuruh untuk ikut Sunan Bonang di Lasem.
Lalu, Putri Indrawati menjadi salah satu murid dan turut membantu berbagai pekerjaan Sunan Bonang. Sampai suatu ketika Putri Cempo menyatakan cinta pada Sunan Bonang dan ingin menjadi istrinya. Namun, Sunan Bonang tidak menolak dan menyuruhnya untuk bersabar menunggu. Dengan sabar Putri Cempo menunggu di sebuah bangunan kecil yang berada di kompleks, akhirnya ia sakit dan meninggal. Kemudian, ia dimakamkan di tempat ia menunggu Sunan Bonang.
Demikianlah, ringkasan wisata religi Rembang, Petilasan Makam Sunan Bonang yang ada di Desa Bonang, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. Semoga informasi ini dapat membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)