Lingkarjateng.id – Pada masa Kerajaan Majapahit, Rembang sebagai wilayah yang sudah memiliki pemerintahan sendiri. Dalam Kitab Negarakertagama pada Pupuh XXI, nama Rembang telah disebutkan, “…menuruni surah melintasi sawah, lari menuju Jaladipa, Talapika, Padali, Arnon dan Panggulan langsung ke payaman. Tepasana ke arah kota Rembang sampai di kemirakan yang letaknya di pantai lautan.”
Selain populer dengan sejarahnya, Rembang juga memiliki wisata religi yang tak boleh Anda lewatkan. Berikut Lingkarjateng.id rangkum untuk Anda, menelisik Kompleks Masjid Jami Lasem.
Daftar Isi :
Lokasi Masjid Jami Lasem
Kompleks Masjid Jami Lasem berlokasi di Kauman, Desa Karangturi, Kecamatan Lasem. Masjid ini berada di sebelah jalan raya Pantura Jakarta-Surabaya. Di sebelah timur, masjid ini berbatasan dengan jalan dan bekas alun-alun yang sekarang akan dibangun Kota Pusaka Lasem. Jika Anda dari pusat Kota Rembang, Anda cukup menempuh waktu sekitar 20-25 menit.
Sejarah Masjid Jami Lasem
Sejarah berdirinya Masjid Jami Lasem berkaitan dengan sejarah Kota Lasem. Pasalnya, Lasem sudah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit, tepatnya masa pemerintahan Hayam Wuruk. Dalam Kitab Negarakertagama, disebutkan Hayam Wuruk pernah mengadakan perjalanan ke Lasem pada tahun 1276 caka.
Latar belakang didirikan Masjid Jami Lasem dulunya untuk pusat keagamaan Islam, karena Adipati Tejokusumo yang saat itu sebagai Bupati Lasem menempatkan pusat kekuasannya di Soditan pada tahun 1585. Tiga tahun setelah menjadi Adipati, ia membangun Masjid Jami Lasem pada tahun 1588 yang mana lokasi berada di sebelah barat Alun-Alun Kota Lasem. Adapun tujuan dibangunnya masjid saat itu adalah sebagai pusat syiar Islam.
Adipati Tejokusumo merupakan trah asli keturunan Lasem yang merupakan anak dari Pangeran Santiwira bin Pangeran Kusumabadra bin Santipuspa (Kakak Sunan Kalijaga) dan jika ditarik ke atas, akan sampai trah Majapahit dari Dewi Indu.
Adipati Tejokusumo memiliki nama lain Kyai Ageng Punggur dan Raden Srimpet. Karena kebijaksanaan, kecerdasan dan keilmuan yang dimiliki, ia diambil menantu oleh Sultan Pajang (Sultan Hadiwijaya) atau yang biasa dikenal dengan Jaka Tingkir.
Pada tahun 1632, Adipati Tejokusumo meninggal dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Jami Lasem. Selanjutnya, jabatan Adipati di Lasem oleh Sultan Agung dari Mataram, ia mengangkat Cik Go Ing sebagai Adipati bergelar Tumenggung Mertoguno.
Makam Adipati Tejokusumo
Adipati Tejokusumo dimakamkan di sebelah barat Masjid Jami yang dikelilingi oleh tembok bata dan di dalam areal tembok tersebut ada 3 makam yang berderet dari barat ke timur. Makam Adipati Tejokusumo terletak di bagian paling barat, sedangkan makam yang lain tidak dikenal hingga kini. Jirat Makam Adipati Tejokusumo terbuat dari batu andesit yang dibentuk kurawal dengan hiasan medalion di bagian tengahnya.
Makam Mbah Sambu
Di sebelah utara Makam Adipati Tejokusumo, terdapat Makam Mbah Sambu dan istrinya. Makamnya berada dalam cangkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah.
Mbah Sambu yang biasa dikenal dengan Sayyid Abdurrahman merupakan tokoh ulama legendaris dari Lasem. Ia merupakan pendatang dari Kerajaan Pajang yang melarikan diri karena permasalahan jabatan di Kerajaan Pajang. Setelah melarikan diri, Mbah Sambu belajar mengaji di Ampel. Karena Adipati Tejokusumo saat itu membutuhkan seorang pengajar agama Islam, Mbah Sambu kemudian dipanggil ke Lasem.
Sampai sekarang, belum diketahui kapan lahirnya Mbah Sambu. Berkat jasa-jasanya, Mbah Sambu diberi tanah di Masjid Jami Lasem dan setiap 14-16 Dzulhijjah diisi berbagai kegiatan islami untuk memperingati haulnya.
Babad Lasem
Di dekat Masjid Jami Lasem, terdapat monumen yang terletak di sebelah kuburan yang dikenal dengan Babad Lasem. Monumen ini berisi ajakan Kyai Ali Badawi kepada umat islam di Lasem, bahwasanya setelah beribadah sholat Jumat untuk melawan para penjajah Belanda. Perang yang juga diikuti oleh warga keturunan Tionghoa dan pribumi ini, dikenal dengan Perang Sabilillah.
Demikianlah rangkuman destinasi wisata religi Kompleks Masjid Jami Lasem, Kabupaten Rembang. Semoga informasi ini dapat membantu Anda. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)
Sumber Referensi:
Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. (2017). Masjid Jami Lasem, Bukti Penyebaran Islam di Pantai Utara Jawa. Diakses pada 30 Juni 2022, dari http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjateng/masjid-jami-lasem-bukti-penyebaran-islam-di-pantai-utara-jawa/