SEMARANG, Lingkarjateng.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah terus melakukan sejumlah upaya dalam menangani banjir akibat tanggul jebol yang ada di Kabupaten Demak dan Grobogan.
Kepala BPBD Jateng, Bergas Catursari Penanggungan mengatakan saat ini tanggul jebol di dua daerah tersebut sedang diselesaikan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
“Kalau Grobogan sudah tertutup kemudian pengungsi sudah clear atau sudah ditangani. Dan yang ada di Grobogan itu ternyata di cekungan, jadi air walaupun sudah tertutup tapi air tidak mengalir ke sungai karena posisi pemukimanya ada di cekungan sehingga yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan pompa dimana air dibuang ke sungai,”ujar Bergas saat dihubungi awak media, Kamis, 22 Mei 2025.
Lebih lanjut, Bergas juga menyampaikan bahwa Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin pada Rabu, 21 Mei 2025 telah menyerahkan bantuan ke dua daerah tersebut, sekaligus meminta kepada Pusdataru dan BBWS untuk melakukan kajian dan perhitungan untuk perbaikan saluran air atau sungai di Kabupaten Grobogan.
“Jadi sungai Klitek dan Gronggong yang ada di Grobogan itu adalah anak sungai dari sungai B1 dan ini perlu dikaji lebih lanjut agar tidak menimbulkan banjir ulang,”jelasnya.
Sementara di Kabupaten Demak, Bergas menyampaikan bahwa banjir disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang yang melintas di wilayah tersebut. Sungai ini menjadi salah satu titik rawan karena alirannya yang panjang dan kondisi tanggul tanah.
“Sungai Tuntang panjangnya sekitar 108 kilometer, dan bagian paling rawan itu dari tengah ke hilir, termasuk wilayah Demak. Jebolnya tanggul ini jadi penyebab utama banjir di sana,” kata Bergas.
Demak juga mendapat perhatian khusus dari Pemprov Jateng karena dampaknya cukup luas. Bantuan logistik sudah didistribusikan dan penanganan tanggul terus diupayakan.
Untuk mengantisipasi hujan susulan atau hujan yang tinggi, Bergas menyampaikan saat di Jawa Tengah masuk dalam masa transisi musim hujan yang tidak terlalu lama namun deras, sehingga penguatan tanggul hingga susur sungai menjadi bagian yang penting.
“Kalau dari masyarakat, kami berharap apabila ada posisi permukaan air sungai cukup tinggi maka upaya-upaya pengurangan resiko bencana itu harus dilakukan biar kerugiannya tidak sampai banyak,” harapnya.
Jurnalis: Rizky Syahrul
Editor: Sekar S