DEMAK, Lingkarjateng.id – Bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Demak akibat intensitas curah hujan tinggi dan diperparah dengan adanya jebolnya tanggul Sungai Tuntang memberikan dampak besar terhadap sektor pertanian sawah, terutama di wilayah Desa Karangrejo, Kecamatan Bonang, Demak.
Berdasarkan data infografis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, lahan pertanian sawah seluas 730 hektare terdampak banjir dan terancam puso (gagal panen).
Warga Desa Karangrejo, Wahid Ulin Nuha mengungkapkan lahan pertanian di desanya kini benar-benar lumpuh akibat adanya banjir yang melanda wilayahnya.
“Kondisi pertanian di desa kami (Karangrejo), saat ini setelah terjadinya jebol tanggul Kali Tuntang itu mengakibatkan seluruh pertanian lumpuh total karena limpasan air,” ujar dia, pada Rabu, 21 Mei 2025.
Padahal, lanjut kata dia, saat ini usia tanaman padi rata-rata sudah sekitar satu bulan, namun malah tenggelam karena banjir sehingga tidak menutup kemungkinan para petani di wilayahnya gagal panen.
“Padahal kurang dua bulan lagi sudah siap panen,” ucapnya.
Dia juga memperkirakan kerugian yang ditaksir akibat bencana banjir yang menggenangi lahan pertanian mencapai raturan juta rupiah.
“Kalau dihitung kerugian sementara itu satu bahu nya Rp 6 juta di kali 200 hektare. Itu belum termasuk tambak perikanan yang juga tenggelam, sekitar 50 hektare,” ungkapnya.
Dia pun berharap, ada perhatian dari pemerintah daerah, mengingat kondisi banjir yang merugikan dan sangat meresahkan masyarakat.
“Harapan kami saat ini, Pemkab bisa membantu sedikit untuk meringankan para petani di desa kami,” ujarnya.
Selain itu, Ulin juga mengungkap bahwa para petani keberatan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) mengingat lahan pertanian milik mereka gagal panen lantaran terendam banjir.
“Sawah tenggelam semua, petani enggan membayar pajak. Kalau begini, bisa berdampak pada berkurangnya penarikan PBB di Desa Karangrejo,” kata dia yang juga merupakan perangkat Desa Karangrejo.
“Tanah kas desa itu tidak bisa dilelang, padahal itu sumber pendapatan desa. Ini sangat merugikan,” sambungnya.
Diapun berharap ada solusi jangka panjang yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah untuk mencegah terjadinya bencana banjir yang sangat meresahkan masyarakat.
“Perlunya perbaikan tanggul dan sistem irigasi supaya ke depan petani tidak selalu menjadi korban,” pungkasnya.
Sementara itu, data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Demak menyebutkan bahwa total lahan terdampak banjir di Kabupaten Demak mencapai 1.377,38 hektare, dengan kerusakan paling parah terjadi di Kecamatan Bonang.
Sementara di Desa Karangrejo sendiri, dari total luas tanam 328 hektare lahan, dari total tersebut sebanyak 250 hektare terdampak banjir dan diperkirakan akan mengalami puso (gagal panen).
Jurnalis: M Burhanuddin Aslam
Editor: Sekar S