REMBANG, Lingkarjateng.id – Salah satu SD di Rembang yaitu Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Dresi Kulon yang terletak di Dukuh Rumbut Malang, Desa Dresi Kulon, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang seakan jauh dari perhatian Pemerintah Daerah. Pasalnya, beberapa bangunan ruang kelas SD tersebut dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.
Tak hanya tembok dan lantai yang retak, namun atap eternit SD di Rembang tersebut juga rawan ambrol. Bahkan, ada ruang kelas yang sudah tak memiliki atap eternit. Kondisi bangunan rawan runtuh tersebut sudah bertahun-tahun lamanya, namun masih digunakan para siswa untuk menimba ilmu.
Kepala SD Negeri 2 Dresi Kulon, Jari mengaku bahwa, pada tahun pelajaran baru ini di sekolahnya hanya memperoleh 10 siswa baru. Hal ini lantaran banyak orang tua siswa yang mengurungkan niatnya untuk mendaftarkan anaknya si SD tersebut, setelah melihat kondisi bangunan yang rawan roboh.
“Semua gedung yang saya tinjau mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, yang paling parah itu kelas 1 sampai kelas 3. Saya melihat kelas itu sangat-sangat tidak layak. Saya berharap Pemda segera menindaklanjuti. Bahkan, dalam pendaftaran murid baru kemarin banyak yang tidak mendaftarkan di sini karena keadaan gedung yang seperti ini. Sehingga pihak wali murid sangat khawatir apabila anaknya sekolah di sini,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, ia tak lantas kecewa dengan keputusan para orang tua murid. Hal ini karena diakuinya bahwa, ketika hujan disertai angin kencang melanda wilayah tersebut, kondisi bangunan kelas sangat membahayakan karena rawan roboh. Sehingga, tambahnya, para siswa diperintahkan untuk keluar kelas guna menghindari kejadian yang tak diinginkan.
“Kalau musim hujan bersamaan dengan angin sangat membahayakan dan sangat miris. Sehingga kalau sudah hujan disertai angin, bapak dan ibu guru serta murid-murid, saya suruh keluar untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena temboknya sudah tidak ada yang utuh bahkan retak. Lantainya pun sudah retak semua,” terangnya.
Ia mengatakan, pemeliharaan bangunan SD di Rembang tersebut terakhir dilakukan pada tahun 2012 dengan menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah. Namun, setelah itu tidak ada lagi bantuan pemeliharaan bangunan yang diterima SD Negeri 2 Dresi Kulon hingga tahun ini.
Bukan tanpa upaya, pihaknya mengaku telah mengajukan permintaan pembangunan ruang kelas setiap tahun. Namun pihaknya hanya bisa pasrah karena usulan tersebut seakan terabaikan tanpa jawaban, meskipun pihak konsultan sudah menilai kondisi ruang kelas SD tersebut dalam kategori rusak berat.
Sementara itu, orang tua murid bersama komite sekolah melakukan swadaya untuk memasang paving di lapangan sekolah. Hal ini karena, setelah hujan kondisi lapangan tergenang air bercampur lumpur yang mengakibatkan siswa tak dapat melaksanakan upacara, olahraga, dan kehilangan tempat bermain saat istirahat.
“Kalau pasca hujan, tidak melaksanakan upacara. Karena keadaan lapangan becek dan tergenang air. Alhamdulillah, setelah kami memaving kita bisa melaksanakan aktivitas upacara dan senam di hari Jumat,” ucapnya.
Ia menambahkan, SD Negeri 2 Dresi Kulon tersebut telah berdiri sejak kisaran tahun 1981. Saat ini, ada 57 siswa yang menuntut pendidikan di SD tersebut. Diketahui, salah satu SD di Rembang tersebut berada di satu komplek dengan TK Pertiwi Dresi Kulon. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)