REMBANG, Lingkarjateng.id – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang menemukan 4 ekor sapi milik peternak yang terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Temuan tersebut didapat setelah hasil uji laboratorium dari sapi yang penyakitnya menyerupai PMK keluar.
Kepala Dintanpan Rembang, Agus Iwan, Kamis (12/5) menyampaikan bahwa, 4 ekor sapi milik peternak dari wilayah Kecamatan Kaliori dinyatakan positif PMK setelah hasil uji laboratorium keluar pada hari Selasa kemarin.
Dirinya membeberkan penyakit PMK muncul ketika peternak membeli 2 ekor sapi dari wilayah Jawa Timur. Kemudian penyakit tersebut menular pada 2 ekor sapi lainnya yang dimiliki oleh peternak.
“Hari Minggu tanggal 8 Mei ada 4 ekor sapi di Kecamatan Kaliori, diambil sampel karena suspect PMK. Kemarin, hari Selasa keluar hasilnya dan dinyatakan positif PMK,” jelasnya.
Kendati demikian, saat ini kondisi 4 ekor sapi yang terjangkit PMK sudah dalam kondisi membaik. Dirinya menilai, penyakit PMK sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Hanya saja penyebarannya sangat cepat yang perlu menjadi perhatian.
Penyakit PMK, lanjut dia, bisa menular antar ternak atau melalui manusia, pakan atau pun kotoran hewan. Sementara, sapi yang terjangkit PMK memiliki gejala demam, luka di mulut seperti sariawan, air liur berlebihan, dan ada luka atau pembengkakan pada kuku.
“Berdasarkan penuturan ahli, memang penyebarannya sangat tinggi di atas 90 persen. Maka, kita harus hati-hati dalam hal ini,” ucapnya.
Dirinya menegaskan, jika sejak awal dapat ditangani dengan baik, penyakit PMK pada sapi dapat disembuhkan dengan cepat. Karena tingkat kematian sapi akibat PMK tergolong sangat rendah yaitu di bawah 10 persen.
“Sepanjang penyakitnya diketahui lebih dini kemudian segera diobati, Insya Allah aman, sembuh,” tegasnya.
Agus menambahkan, potensi penyebaran yang sangat besar bisa terjadi pada pasar hewan. Untuk itu, pihaknya mengusulkan agar pasar hewan ditutup sementara waktu untuk menghindari penyebaran PMK pada sapi secara masif.
“Kami mengusulkan saja pada pimpinan untuk nanti dirapatkan secara lintas sektoral untuk diambil keputusan tersebut,” pungkasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)