*OLEH: Diah Mega Wijayanti, S.Pd Guru Seni Budaya
KURIKULUM merdeka adalah metode pembelajaran yang mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Para pelajar dapat memilih pelajaran apa saja yang ingin dipelajari sesuai passion yang dimilikinya.
Kurikulum merdeka merupakan salah satu terobosan yang dibuat oleh menteri pendidikan. Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik.
Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah Pembelajaran berbasis projek dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
Setiap guru berhak mengembangkan modul sesuai dengan kondisi sekolah dan peserta didiknya masing-masing. Bagaimana upaya guru untuk mewujudkan merdeka belajar sehingga peserta didik benar-benar memperoleh pembelajaran yang bermakna bagi diri mereka.
Salah satu hal yang menarik dalam kurikulum merdeka adalah adanya penekanan aspek Profil Pelajar Pancasila. Dimensi yang ada adalah beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Peserta didik harus melaksanakan aspek dimensi dalam profil pelajar pancasila sebagai penanaman karakter yang baik. Pada kurikulum merdeka belajar, guru dapat menerapkan beberapa model pembelajaran seperti PBL sebagai ranah pengetahuan dan PJBL sebagai ranah pembuatan project.
Penerapan model pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh setiap satuan pendidikan sebagai upaya mewujudkan wujud konkret dari Penerapan Project Profil Pelajar Pancasila.
Seni budaya merupakan salah satu mata pelajaran yang turut berkonstribusi dalam mewujudkan proyek P5 di satuan pendidikan. Siswa diharapkan dapat mengeksplorasi kemampuan dalam dirinya.
Setiap guru mata pelajaran juga dapat berkolaborasi dengan guru mata pelajaran lainnya yang juga memiliki peran untuk mewujudkan proyek P5.
Sebagai guru memang tugas kita tidak hanya memberikan asupan pengetahuan saja, tetapi juga harus menggali potensi-potensi dalam diri peserta didik.
Proyek P5 bisa menjadi ajang untuk mengetahui bakat-bakat yang dimiliki oleh siswa. Model Pembelajaran Project Base Learning atau yang sering disebut PJBL merupakan model pembelajaran yang tepat diterapkan pada kurikulum merdeka.
Dimana, guru harus membuat suatu project yang berkaitan dengan tema profil pelajar pancasila seperti berkebhinekaan global maupun kearifan lokal.
Jika siswa SMK maka bisa juga megambil tema kebekerjaan. Dari beberapa tema tersebut barulah ditentukan ide apa yang cocok dan tetap untuk dibuat dalam bentuk proyek yang menarik dan dapat berkesan untuk semua warga sekolah.
Penerapan Model Pembelajaran Project Base Learning atau yang sering disebut PJBL mempunyai banyak manfaat antara lain adalah Meningkatkan keaktifan peserta didik di kelas dalam menyelesaikan permasalahan yang kompleks sampai diperoleh hasil nyata.
Mengasah keterampilan peserta didik dalam memanfaatkan alat dan bahan di kelas guna menunjang aktivitas belajarnya. Melatih sifat kolaboratif peserta didik.
Dengan menerapkan model PJBL dan menghubungkan dengan tema P5 maka diharapkan hasil yang ditampilkan akan lebih bagus dan maksimal.
Namun, penerapan model Pembelajaran Project Base Learning membutuhkan waktu yang relative lebih lama karena keharusan siswa membuat suatu proyek, sehingga butuh proses yang tidak singkat.
Perlu bimbingan intensif guru kepada siswa baik secara individu maupun kelompok sehingga hasil yang didapatkan akan lebih optimal. Project dengan tema kebhinekaan dan juga kearifan lokal menjadi tema yang menurut saya sesuai dengan konteks seni budaya.
Secara tidak langsung siswa akan dihadapkan pada ranah budaya dan seni. Dalam Modul ajar saya memasukkan tema kearifan lokal sebagai tema wajib yang harus diaplikasikan dalam proyek.
Siswa dapat mengangkat kesenian lokal khas Malang sebagai upaya melestarikan kesenian dan budaya Malang. Tahap awal siswa membuat rancangan dan dituliskan di LKPD, kemudian pembuatan jadwal proyek, penyelesaian proyek, penilaian proyek melalui presentasi kelompok sampai tahap evaluasi yang dilakukan oleh guru.
Hasilnya adalah siswa memiliki pemikiran dan ide kreatif yang dituangkan dalam proyek dengan tema kearifan lokal daerah dalam bentuk poster digital.
Siswa menjadi lebih terbantu karena banyak pilihan elemen dan gambar lainnya yang dengan mudah dapat diakses. Hal ini dirasa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mendesain dan berkarya seni.