SALATIGA, Lingkarjateng.id – Menjelang akhir tahun 2024, harga daging ayam ras dan telur ayam di pasar tradisional Kota Salatiga melambung. Harga daging ayam ras, naik Rp 2.000 dari harga Rp 33.500 menjadi Rp 35.500 per kilogram.
Sedangkan harga telur naik menjadi Rp 30.000 per kilogram. Kenaikan harga daging ayam dan telur ayam ras ini dipicu adanya peningkatan permintaan saat Natal.
Tak hanya itu, kenaikan harga juga terjadi pada daging sapi. Untuk daging sapi kualitas nomor 1 kenaikannya mencapai Rp 122.500 per kilogram. Sedangkan, daging sapi bagian paha depan mencapai Rp 110.000 per kilogram, harga daging sapi paha belakang Rp 120.000 per kilogram dan daging sapi tetelan Rp 77.500 per kilogram.
Salah seorang pedagang ayam potong di Pasar Raya 1 Salatiga, Suripah (56), menuturkan bahwa sejak menjelang Natal hingga saat ini, permintaan daging khususnya ayam meningkat.
“Mendekati Natal sampai hari ini (kemarin) permintaan konsumen tinggi, sehingga harganya jadi naik,” katanya, Minggu, 29 Desember 2024.
Menurutnya, meski terbilang tinggi, harga daging ayam masih terjangkau. Hal ini dilihat dari daya beli masyarakat yang masih tinggi.
“Mudah-mudahan stok cukup, agar saya bisa tetap berjualan dan memenuhi permintaan konsumen. Saya juga berharap harga tidak naik lagi, agar daya beli masyarakat tidak turun sehingga omzet tidak turun,” ujarnya.
Sedangkan, pedagang telur di Pasar Raya Salatiga, Rasmi, menuturkan bahwa harga telur akan berangsur turun apabila permintaan konsumen kembali normal. Ia memprediksi hal itu akan terjadi saat setelah tahun baru usai.
“Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, setiap Natal hingga tahun baru harga telur tinggi dan akan berangsur turun di bulan Januari,” ucapnya.
Meski harga tinggi, ia berharap pasokan telur dari distributor tetap lancar agar bisa tetap melayani konsumen.
“Sampai saat ini pasokan telur masih lancar,” ucapnya.
Sementara itu, tingginya harga daging ayam ini dikeluhkan oleh konsumen. Sebab saat ini, kenaikan berimbas pada peningkatan pengeluaran.
“Sejak harga daging ayam naik, pengeluaran untuk belanja otomatis juga naik. Padahal anak-anak sukanya makan dengan lauk ayam. Saya berharap harganya bisa cepat turun,” ujar salah seorang konsumen Heni (48) asal Blotongan, Sidorejo. (Lingkar Network | Angga Rosa – Lingkarjateng.id)