BLORA, Lingkarjateng.id – Berbagai suguhan seni mulai kostum unik, gunungan, tarian, house music, hingga barongan memeriahkan karnaval di Desa Gedongsari, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Karnaval tersebut adalah salah satu cara warga Desa Gedongsari memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI) yang sebelumnya sempat vakum selama dua tahun karena pandemi Covid-19.
Ketua panitia, Helmy menyampaikan bahwa akibat pandemi, tidak ada kegiatan karnaval dalam peringatan HUT RI akhirnya di tahun ini masyarakat membludak. Tidak hanya para peserta, warga setempat yang turut menyaksikan karnaval tampak antusias.
“Alhamdulillah karena dua tahun dilanda Covid-19 akhirnya bisa terlaksana, dengan karnaval ini mudah-mudahan dalam menjaga kerukunan terus terjalin dan masyarakat masih tetap menghargai perbedaan. Saya pun berharap warga Gedongsari bisa kompak dan tidak hanya tahun ini mengadakan karnaval desa, untuk tahun berikutnya kita harus bisa laksanakan lagi,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam kegiatan karnaval warga Gedongsari bisa belajar dari perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan.
“Yang terpenting di HUT Kemerdekaan RI ini kita harus selalu mengingat jasa para pahlawan yang telah memerdekakan negara kita sehingga kita bisa hidup sebagai warga bebas dan tidak dijajah oleh negara manapun,” imbuhnya.
Sementara itu salah satu warga Gedongsari, Siti (42) mengaku sangat senang sekaligus mengucapkan terima kasih kepada kepala desa setempat yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut.
“Terimkasih Bapak Kepala Desa Gedongsari, Irfan Zamroni. Saya selaku warga sangat senang, bahkan bisa dilihat mereka membuat macam-macam kreasi dalam karnaval untuk memeriahkan kemerdekaan tahun 2022 ini,” ujarnya.
Ke depan, lanjut Siti, ia berharap karnaval bisa digelar lebih meriah dan kekompakan masyarakat tetap terjaga. “Semoga tahun depan bisa lebih meriah lagi dan saya berpesan pada masyarakat, selalu jaga kekompakan, tetap jaga erat silahturahmi ini. Hadiah bukan segalanya yang penting kebhinekaan,nya,” tutupnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)