GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Bupati Grobogan Sri Sumarni meyakini pembangunan Pasar Glendoh yang baru akan menjadi simbol kemajuan Kabupaten Grobogan sehingga dapat membawa manfaat bagi perekonomian masyarakat.
“Pasar ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pedagang dan petani, serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang dan jasa,” ujar Bupati Sumarni saat memberi sambutan dalam acara tasyakuran Pasar Glendoh baru bertajuk “Glendoh Reborn”, Selasa, 24 Desember 2024.
Relokasi Pasar Glendoh, kata Bupati Sumarni, bukan sekadar pemindahan fisik, tetapi langkah besar dalam meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan pada pedagang juga masyarakat Grobogan.
Proses relokasi tersebut tidak lepas dari perjuangan panjang yang dilakukan semua pihak.
“Dibutuhkan komitmen dan komunikasi yang intensif khususnya kepada beliau-beliau (kementerian), Glesot-glesot (duduk tanpa alas) di kementerian hingga bersurat dan matur (bicara) langsung kepada Pak Presiden, saya lakukan,” ungkapnya.
“Enggak apa-apa saya diarani bupati ora nduwe isin (disebut bupati tidak punya malu), semua saya lakukan demi mewujudkan pasar Glendoh yang lebih baik, aman, nyaman dengan lokasi baru yang lebih representatif,” tambahnya.
Bupati Sumarni menyebut sejak dirinya menjabat pada 2016 hingga 2024 sudah ada enam pasar yang telah diperbaiki.
“Diantaranya, Pasar Tegowanu, Pasar Wirosari, Pasar Pagi Baru, Pasar Kuwu, Pasar Tuko dan termasuk Pasar Glendoh dengan biaya Rp24,4 miliar,” ucapnya.
Pihaknya berpendapat bahwa pasar adalah nadi perekonomian rakyat serta menjadi rumah untuk dirawat dan dikelila dengan baik.
“Saya punya satu ungkapan yaitu, ‘pasarku omahku, pasarku baru, mlaku rejekiku.’”
Kepala Disperindag Grobogan Pradana Setyawan menambahkan pasar Glendoh baru memiliki 224 kios. Sekitar 70 persen para pedangan sudah mulai menyusun dan menempatinya.
“Harapan kita, dalam waktu yang tidak lama semuanya dapat beraktivitas kembali seperti di pasar lama,” ujar pria yang akrab disapa Danis.
Peresmian Pasar Glendoh Baru menjadi kewenangan Kementerian PUPR. Hingga saat ini, status pasar itu masih menjadi aset Kementrian PUPR.
“Sehingga adanya kerusakan Pasar Glendoh baru, kita hanya bisa melaporkan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, ada beberapa laporan yang masuk terkait kerusakan plafon di pasar Glendoh baru. Nantinya, semua laporan kerusakan lainnya akan dilaporkan ke kementerian.
“Pemeliharaan pasar ini hingga bulan Oktober 2025,” ungkap Danis. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)