SEMARANG, Lingkarjateng.id – Manajemen PSIS Semarang menghormati proses hukum yang sedang dihadapi oleh penjaga gawangnya yakni Jandia Eka Putra, atas dugaan penganiayaan saat berada di kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.
“Kami menghormati proses hukum dan mengedepankan azas praduga tak bersalah,” kata CEO PSIS Semarang A. S. Sukawijaya dalam siaran pers di Semarang, Senin (09/05).
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan PSIS akan memberikan pendampingan hukum jika dibutuhkan. Sementara itu, Jandia Eka Putra dalam klarifikasinya mengaku tidak ikut terlibat dalam dugaan penganiayaan itu.
Jandia mengaku saat ini masih berstatus sebagai saksi dalam perkara tersebut.
Terlibat Kasus Pemukulan Anggota Brimob, Kiper PSIS Semarang Diperiksa Polisi
“Saya ikut dilaporkan karena diduga ikut memukul,” katanya.
Dia menegaskan, dirinya berada dalam posisi yang jauh dari korban saat terjadi peristiwa penganiayaan itu. Sebelumnya, peristiwa dugaan penganiayaan anggota Brimob Polda Sumbar Briptu Fauzi Rizki Saputra terjadi saat anggota polisi itu dan keluarganya berwisata di Pantai Pasir Jambak.
Pada saat bersamaan, Jandia Eka Putra dan beberapa orang lain bermain sepak bola di lokasi yang sama. Kemudian, datang sekelompok orang, di mana Jandia Eka Putra diantaranya, bermain main bola di pantai dan mengenai keluarga anggota Brimob tersebut.
Personel Brimob sempat melakukan dua kali teguran namun diduga tidak diindahkan selanjutnya terjadi cekcok mulut hingga berujung pemukulan. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)