SEMARANG, Lingkarjateng.id – Sebanyak 95 warga terdampak banjir bandang di Perumahan Wahyu Utomo Kecamatan Ngaliyan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mendapat bantuan. Bantuan berupa uang tunai, logistik dan pangan diserahkan oleh Plt. Wali Kota Semarang, Hevearita G Rahayu saat meninjau warga terdampak di masjid Baitul Muttaqin pada Kamis, 10 November 2022.
Dalam kesempatan itu, Mbak Ita (sapaan akrab Plt. Wali Kota) mengatakan, sebanyak 91 keluarga terdampak banjir di Perumahan Wahyu Utomo mendapat bantuan uang tunai Rp 5 juta, sementara 4 lainnya mendapatkan Rp 10 juta.
Ia mengaku tak bisa menggantikan semua kerugian warga terdampak banjir di Perumahan Wahyu Utomo, namun bantuan itu diharapkan bisa sedikit meringankan.
Ia juga menyatakan turut prihatin atas bencana yang menimpa puluhan warga dan memastikan akan membangun kembali sungai yang jebol.
“Untuk talud nanti akan dibangun DPU Kota Semarang. Kami juga berterima kasih kepada TNI, Polri dan para relawan yang sudah membantu warga di Wahyu Utomo,” ujarnya.
Dirinya mengaku berbagai langkah sudah dilakukan agar tidak terjadi peristiwa serupa. Salah satunya berkoordinasi dengan ESDM untuk mencari penyebab banjir di Wahyu Utomo Ngaliyan.
Ia juga telah meminta Satpol PP dan Distaru untuk melakukan investigasi soal alih fungsi lahan di sepanjang daerah aliran sungai (das) Beringin. Untuk hasilnya diperkirakan pekan depan sudah keluar.
“Jika terbukti ada yang melanggar akan kami tindak tegas, apalagi mengenai alih fungsi lahan ataupun aktivitas proyek yang tidak sesuai Perda RT/RW,” terangnya.
Sementara itu, Ketua RW 6, Agus Hariyono menuturkan lebih dari 600 personel, terdiri dari berbagai pihak terjun membantu warga untuk membersihkan permukiman yang berlumpur.
“Kami berterima kasih kepada seluruh pihak atas bantuannya,” ujarnya.
Sementara itu, Kecamatan Ngaliyan Mueljanto mengaku, usai banjir pembersihan sudah dilakukan sebanyak 95 persen. Selain bantuan secara pangan dan sandang, pembuatan dokumen seperti KTP yang rusak akan dibantu pihak kecamatan.
Selain itu, servis motor dan laundry juga akan digratiskan bagi warga terdampak.
“Untuk layanan pembuatan dokumen yang rusak akan kami percepat,” janjinya.
Sebelumnya, akibat bencana banjir lumpur di perumahan Wahyu Utomo Ngaliyan, Kota Semarang, belasan warga mengalami hipertensi dan gangguan kejiwaan. Berdasarkan catatan Dinkes Kota Semarang, sebanyak 15 warga mengalami tekanan darah tinggi.
Petugas kesehatan, Reni Yunianti mengatakan, belasan korban yang mengalami hipertensi merupakan hasil pemeriksaan pada 25 orang yang memeriksakan diri di TPQ Wahyu Utomo.
“Sekitar 25 yang periksa, yang hipertensi sekitar 15 orang,” ujarnya pada Rabu, 9 November 2022.
Ia menjelaskan, pelayanan kesehatan sengaja dibuka untuk warga yang terdampak bencana banjir lumpur. Pasalnya sebanyak 75 KK yang terdampak banjir lumpur semestinya dapat bantuan kesehatan dari dinas kesehatan.
Dirinya menerangkan, warga yang mengalami hipertensi merupakan dampak banjir yang menelan korban harta benda, seperti rumah, serta harta benda lainnya. Hal ini juga mempengaruhi kondisi psikologis puluhan warga terdampak banjir.
Dalam pengecekan tensi di pelayanan kesehatan, diketahui tensi korban paling tinggi di angka 175 oleh lansia. Padahal, tekanan darah normal hanya 120/80.
Selain pengecekan tensi darah, Dinkes juga melakukan pelayanan cek gula darah yang berlokasi di Puskesmas Ngaliyan.
“Tensi darah paling tinggi diderita lansia. Mereka kurang istirahat, kena tekanan, kaget dengan situasi bencana. Untuk penderita tekanan darah tinggi kami berikan vitamin,” terangnya.
Lebih jauh, aktivitas bersih-bersih rumah dan kurang tidur merupakan faktor dominan terjadinya hipertensi. Hal itu membuat tenaga terkuras lantaran dilakukan rutin tiap hari.
“Dampak kurang istirahat dan tidur, ditambah makan tidak diperhatikan, akhirnya tensi tinggi,” imbuhnya.
Atas peristiwa ini, Dinkes mengimbau kepada masyarakat terdampak agar selalu menjaga kesehatan dan pola makan teratur. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)