Gelar KuPen, Teater Tigakoma UMK Berhasil Pentaskan Naskah Jeritan-Jeritan Kebisuan

PENTAS: Teater Tigakoma UMK Berhasil Pentaskan Naskah Berjudul Jeritan-Jeritan Kebisuan pada Kamis, 28 Juli 2022. (Dok. Tigakoma UMK/Lingkarjateng.id)

PENTAS: Teater Tigakoma UMK Berhasil Pentaskan Naskah Berjudul Jeritan-Jeritan Kebisuan pada Kamis, 28 Juli 2022. (Dok. Tigakoma UMK/Lingkarjateng.id)

KUDUS, Lingkarjateng.id – Kelompok kajian teater Tigakoma Universitas Muria Kudus (UMK) berhasil mementaskan pertunjukan teater dengan judul “Jeritan-Jeritan Kebisuan” karya Nuwanda pada Kamis, 28 Juli 2022 pukul 19.00 WIB di Auditorium UMK.

Naskah ini mengangkat tentang kesehatan mental yang sebenarnya penting tetapi masih awam di lingkungan sekitar. Banyaknya tekanan dari lingkungan, tidak memiliki tempat yang nyaman dan kurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar menyebabkan kondisi mental dapat terganggu.

Penulis naskah memilih mengangkat tentang skizofrenia yakni kondisi kesehatan dengan gejala depresi, mania dan psikosis.

Penulis naskah, Nuwanda (21) menjelaskan naskah yang ia tulis menceritakan tentang siswi SMA bernama Wena yang mengalami skizofrenia karena keadaan keluarganya yang tidak harmonis. Setiap hari ia mendengar kedua orang tuanya bertengkar yang pada akhirnya membuat ia menjerit, menangis tak karuan dan menari-nari tanpa arah.

PENTAS: Teater Tigakoma UMK Berhasil Pentaskan Naskah Berjudul Jeritan-Jeritan Kebisuan pada Kamis, 28 Juli 2022. (Dok. Tigakoma UMK/Lingkarjateng.id)

Gejala ini selalu diabaikan oleh orang tuanya bahkan teman-teman Wena mengucilkannya. Mereka menganggap Wena aneh dan tidak wajar. Pada akhirnya skizofrenia menggrogoti diri Wena sampai ia terlelap di keabadian.

“Tema ini lahir dari saya sendiri, di mana saya melihat dan khawatir dengan orang-orang yang vokal dan menyiasati persoalan perkataan seseorang dan pesan yang ingin saya sampaikan yakni, kita harus pintar dan tahu cara menyikapi persoalan sosial masing-masing” ungkap Nuwanda pada Kamis, 28 Juli 2022.

Kim (21) selaku sutradara berharap acara Kudune Pentas (KuPen) ini bisa mencetak SDM yang kompeten di bidang keteateran, keaktoran, lighting dan kepanitian. Sebab, KuPen merupakan wahana belajar warga Tigakoma untuk berkembang sesuai dengan passion mereka.

Selain itu, pementasan kali ini adalah kali pertama warga Tigakoma yang memegang penuh dari segala aspek struktural.

“Pementasan yang melibatkan seluruh warga Tigakoma ini menjadi bukti dari perkembangan intelektual warga Tigakoma, karena KuPen adalah wadah untuk warga tigakomA menulis, memproses dan mementaskan karya original dari Tigakoma” ungkap Kim. (Lingkar Network l Lingkarjateng.id)

Exit mobile version