SEMARANG, Lingkarjateng.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat ada sekitar 8.000 pemukiman warga yang terimbas banjir akibat jebolnya tanggul Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Senin malam (23/05).
“Jadi, airnya sangat tinggi, tanggulnya jebol, tercatat ada 6 RW (Rukun Warga, red) di pesisir ini yang terdampak,” ungkap Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat meninjau lokasi terjadinya banjir rob di Tanjung Emas, Semarang.
Hendi menyebut dirinya secara cepat akan mengumpulkan beberapa instansi terkait untuk segera membahas penanganan dan evakuasi, serta sejumlah langkah penanganan banjir rob.
“Malam ini juga kami dan Pak Kapolrestabes, Pak Dandim, BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai), PU, Dinsos (Dinas Sosial) akan merapat ke Kecamatan Semarang Utara untuk menentukan langkah-langkah tercepat dan terbaik untuk penanganan banjir rob ini,” ungkapnya.
Banjir Rob Setinggi 2 Meter Lebih Terjang Kawasan Pesisir Semarang
Namun untuk antisipasi penanganan tanggul jebol, dirinya menerangkan telah berkomunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) untuk mengupayakan membuat tanggul darurat dengan cara menumpuk karung berisikan pasir.
“Kawan-kawan, malam hari ini mulai membuat tanggul dari karung diisi pasir sebanyak mungkin. Pembuatan tanggul itu akan kita upayakan dari malam ini (Senin, 25/05) hingga besok dini hari (Selasa, 24/05),” tegas Wali Kota Semarang itu.
Selain itu, dirinya juga menyiapkan segala kebutuhan warga yang saat ini terendam banjir dengan mendistribusikan bantuan nasi bungkus sebagai upaya meringankan warga yang terdampak banjir.
“Malam ini kita mulai kirimkan 3.000 nasi bungkus dan besok sekitar 8.000 nasi bungkus,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyediakan tempat pengungsian, meski sebagian besar warga memilih untuk bertahan diri di rumahnya.
PSIS Semarang Terima Izin Rekomendasi Penggunaan Stadion Jatidiri
“Setelah kita melihat itu, maka kebutuhannya yang mutlak diperlukan adalah penanganan terhadap masyarakat. Bantuan untuk sosialnya, terutama dapur umum. Kemudian, kita siapkan beberapa tempat-tempat pengungsian tapi beberapa masyarakat yang kita tanya gak berkenan untuk mengungsi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Hendi menyebut banjir rob kali ini adalah paling parah daripada tahun kejadian sebelumnya. Dalam informasi yang didapat, sejak tahun 2020 sempat terjadi tinggi rob mencapai 1,8 meter, hingga saat ini tahun 2022 tinggi air mencapai 2,1 meter.
Di sini lain, Hendi menyebut, bila air pasang tinggi tidak hanya terjadi di Kota Semarang, dirinya membeberkan jika sejumlah kepala daerah di Pesisir Utara juga melaporkan hal yang sama.
“Tadi di daerah Pesisir Utara juga sudah mengeluhkan hal yang sama, hanya memang ini di luar dugaan kita karena airnya tinggi,” ungkapnya. (Lingkar Network | Adimungkas – Koran Lingkar)