CILACAP, Lingkarjateng.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di sebagian wilayah Jawa Tengah mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 2-3 Agustus 2022.
“Dalam rilis yang dikeluarkan BMKG Stasiun Meteorologi (Stamet) Ahmad Yani Semarang siang ini, wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Selasa, 2 Agustus 2022 terdiri atas Kabupaten Purbalingga dan Wonosobo,” kata Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap pada Selasa, 2 Agustus 2022.
Selain Kabupaten Purbalingga dan Wonosobo, lanjut Teguh Wardoyo, wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem di antaranya Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Grobogan, Rembang, Jepara, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Pemalang dan sekitarnya.
Sementara pada hari Rabu, 3 Agustus 2022, kata dia, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Rembang, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes dan sekitarnya.
Menurutnya, cuaca ekstrem terjadi karena berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer, anomali suhu muka laut di Samudera Hindia selatan Jawa dan Laut Jawa yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah.
Selain itu, kelembaban udara yang relatif cukup tinggi dan labilitas lokal yang cukup kuat turut berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di sebagian wilayah Indonesia.
“Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memperkirakan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang pada periode 2-3 Agustus 2022 di wilayah yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem,” imbuhnya.
Terkait dengan hal itu, Teguh mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode 2-3 Agustus yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, serta puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)