PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Sejumlah pedagang kantin sekolah di Kabupaten Pekalongan mengeluhkan program makan bergizi gratis (MBG) yang mulai diterapkan sejak 6 Januari 2025 lalu.
Hasana, pedagang kantin di SMP Negeri 1 Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan, mengaku omzet penjualannya berkurang drastis akibat adanya program MBG.
Menurutnya, penurunan pembelian terjadi karena makanan gratis dibagikan pada istirahat kedua dari Senin hingga Kamis.
“Otomatis anak-anak tidak lagi membeli makanan di kantin pada waktu tersebut. Dampaknya cukup besar bagi kami, terutama karena kantin ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga,” ungkapnya saat diwawancarai pada Jumat, 17 Januari 2025.
Hasana mengaku pihak sekolah telah memberikan informasi kepada pedagang kantin sebelum program MBG dilaksanakan.
Awalnya, kata Hasana, makanan gratis dijadwalkan akan dibagikan pada pukul 09.00 pagi, namun kemudian diubah menjadi pukul 11.00 siang. Meski begitu, para pedagang tetap merasa program ini berdampak signifikan terhadap usaha mereka.
“Kami tidak menolak program ini karena tujuannya baik, tetapi kami berharap pemerintah bisa mengatur waktu pembagian makanan agar tidak bersamaan dengan jam istirahat,” ucap Hasana.
Hal serupa juga dirasakan pedagang lain, Safarina. Menurutnya, hari Jumat menjadi lebih sulit karena jadwal istirahat hanya satu kali dan bersamaan dengan pembagian makanan gratis.
“Pada hari Jumat, anak-anak hanya membeli es atau makanan ringan. Makanan utama seperti mie ayam atau bakso jarang dibeli,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah dapat mempertimbangkan dampak kebijakan program MBG terhadap usaha pedagang kantin.
“Kami hanya berharap ada solusi agar kantin tetap bisa berfungsi sebagai sumber penghidupan kami,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)