JEPARA, Lingkarjateng.id – Virus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kabupaten Jepara menjadi momok tersendiri bagi kalangan peternak di wilayah setempat.
Saat ini, sebanyak 51 sapi di Kabupaten Jepara telah terjangkit virus PMK, 48 di antaranya masih aktif, 2 dipotong paksa, dan 1 mati.
“Sebagian besar yang masih aktif saat ini sudah ditangani, baik dari sisi pengobatan, pencegahan dan tindakan-tindakan lainnya oleh tim yang kami bentuk,” kata Kepala Bidang Peternakan dari Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Mudhofir, saat ditemui di kantornya pada Rabu, 15 Januari 2025.
Mudhofir mengimbau masyarakat, khususnya para peternak, untuk melakukan tindakan lanjutan terhadap hewan ternak yang terjangkit PMK.
“Hewan yang sakit untuk segera diobati, kemudian perlu memisahkan antara yang sakit dan tidak, sehingga yang sehat tidak akan tertular penyakit,” katanya.
Ia juga meminta para peternak untuk selalu membersihkan kandang dan memantau hewan ternak pasca menerima pengobatan.
“Virus PMK ini tidak bisa satu atau dua hari sembuh. Rata-rata sekitar 2 sampai 3 minggu mulai pulih. Bahkan ada yang sampai satu bulanan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan peternak untuk tidak tergesa-gesa menjual ternak yang terjangkit PMK. Pasalnya, hewan yang terjangkit virus tersebut bisa diobati dan disembuhkan melalui tindakan medis.
“Faktor utama hewan terkena PMK ialah daya tahan atau antibodi hewan ternak itu sendiri. Jika daya tahannya bagus, virus tersebut tidak bisa masuk,” ungkapnya.
Mudhofir mengatakan bahwa menurut data yang diterimanya, mayoritas hewan ternak yang terjangkit virus PMK ini sebagian ternak baru yang belum tervaksin.
“Meskipun ada yang sudah tervaksin tapi masih terjangkit, namun tidak parah,” ujarnya.
Oleh karena itu, Mudhofir menyarankan kepada peternak mengikutkan ternaknya dalam program vaksinasi PMK. Selain itu, ia juga meminta agar peternak melakukan karantina jika membeli ternak baru.
“Kalau beli hewan ternak baru, harus dikarantina terlebih dahulu. Cukupi makan dan minumnya agar kondisi tetap bagus,” pungkasnya.
Terpisah, peternak kerbau dan jagal kerbau Kawan Baru, Debby Surya, mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah mengurangi stok ternak ketika PMK mulai merebak.
“Alhamdulillah di sini tidak ada yang terkena virus PMK. Namun kami tetap waspada dan tidak mau ambil risiko, karena harga jual ternak yang terjangkit PMK harganya anjlok,” kata Debby.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui DKPP terus berupaya untuk mengatasi PMK yang saat ini sedang menghantui para peternak di Kabupaten Jepara. Total ada 250 dosis vaksin yang sudah diinjeksikan pada hewan ternak di Jepara. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)