Harga Telur Melejit, Pedagang Kota Semarang Menjerit

A 13

LESU: Pedagang telur di salah satu pasar tradisional di Semarang tertunduk lesu akibat melejitnya harga telur. (Dinda Rahmasari/Lingkarjateng.id)

SEMARANG, Lingkarjateng.id – Harga telur ayam di sejumlah pasar di Kota Semarang melejit. Hal ini membuat sejumlah pedagang menjerit lantaran kenaikan harga telur ini mengikuti harga grosir dari peternak.

Dari data yang dihimpun Lingkar Jateng di lapangan pada 27 Desember 2021, harga telur ayam di Pasar Johar Semarang mencapai Rp 32.000 per kilogram.

Salah satu pedagang sembako di Pasar Johar Semarang, Yanti mengatakan, harga kebutuhan pokok memang biasanya melonjak saat mendekati hari raya keagamaan. Seperti halnya pada momen Hari Raya Natal pada 25 Desember 2021 kemarin. “Biasa naik pas Natal dan Lebaran. Permintaannya banyak, tapi barang langka,” ujar Yanti.

Kendati demikian, kenaikan harga telur tersebut dinilai sangat tajam. Sebab, pada akhir November kemarin, harganya masih di kisaran Rp 23.000 per kilogramnya. “Saya ngikut dari peternak. Kalau dari sana naik, ya harga saya ikut naik,” imbuhnya.

Harga Tiket Bus Diprediksi Naik Pada Awal Tahun Baru

Hal senada diungkapkan oleh Dwi (41), pedagang sembako di Pasar Bulu Semarang. Bahkan saat jelang Idul Fitri lalu, kenaikan harga telur hanya mencapai Rp 20.000 per kilogram saja. “Setiap hari harganya naik. Kalau sudah naik, turunnya susah. Mungkin karena Natal dan Tahun Baru,” tuturnya.

Lebih lanjut ia Dwi mengungkapkan, meski harga sejumlah kebutuhan pokok tengah melonjak, namun hal itu tak menurunkan permintaan dari konsumen. Pada awalnya, para pembeli kaget dengan kenaikan harga barang pokok itu. Namun karena merupakan kebutuhan sehari-hari, akhirnya mereka tetap membeli.

“Cuma tidak seramai biasanya. Harapannya semoga harganya kembali stabil jadi kebutuhan sehari-hari bisa terpenuhi,” kata Dwi.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Perdagangan dan Pengendalian Harga Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Semarang, Dilliyanto mengungkapkan, salah satu penyebab naiknya sejumlah kebutuhan pokok dipicu oleh kenaikan harga pakan ayam dari pabrik.

“Kami selalu survei dan monitor, kenaikan harga telur saat ini juga disebabkan oleh naiknya harga pakan. Kami sedang koordinasikan dengan Disperindag Provinsi terkait pengendaliannya,” jelasnya.

Untuk survei dan monitor rutin, lanjutnya, pihaknya selalu melakukan update harga di aplikasi Sistem Informasi Perdagangan Semarang (SIPS). Terdapat sejumlah pasar yang menjadi sampling harga tersebut.

“Kami ada sampling pasar kecil, menengah, dan pasar besar. Yang kami cantumkan di SIPS ada Pasar Induk seperti Johar dan Pasar Bulu. Ada pasar menengah dan kecil juga seperti pasar Karangayu, Peterongan, Gayamsari, dan Simongan,” tandasnya. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)

Exit mobile version