PEMALANG, Lingkarjateng.id — Pabrik garmen di Kabupaten Pemalang yang dimotori PT Wong Hang Bersaudara dan PT Akarsa Garment resmi kembali beroperasi setelah revitalisasi pada Jumat, 19 Desember 2025.
Pabrik yang berlokasi di Jalan Lingkar Luar Pemalang kini menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja, sebagian di antaranya merupakan pegawai lama yang kembali bekerja.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengatakan bahwa kesiapan sumber daya manusia di pabrik garmen ini didukung oleh sekolah vokasi dan balai latihan kerja (BLK).
“Hari ini kita membuka kembali industri sektor padat karya sebagai prioritas Provinsi Jawa Tengah, ini untuk menekan angka pengangguran terbuka. Serapan tenaga kerja Jawa Tengah saat ini tertinggi di Pulau Jawa,” ujarnya.
Gubernur Jateng juga menegaskan bahwa pemerintahannya berkomitmen mendorong penciptaan lapangan kerja melalui iklim usaha yang kondusif.
“Tidak ada premanisme. Saya jamin kepastian hukum dan kemudahan perizinan melalui sistem satu pintu,” tegasnya.
Sementara itu Wakapolri Dedi Prasetyo yang menyampaikan sambutan Kapolri bahwa Polri berkomitmen memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan secara profesional agar pekerja dapat bekerja dengan aman dan kegiatan produksi berjalan berkesinambungan.
“Utamakan keselamatan kerja, pelihara komunikasi, dan bangun hubungan industrial yang harmonis sehingga tercipta suasana kerja yang nyaman dan produktif,” ucapnya.
Dia menyebut bahwa Polri senantiasa menjadi mitra strategis untuk mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang sehat, inklusif, dan produktif.
Sementara itu Direktur PT Akarsa Garment, Alfindra Almandra, menjelaskan pabrik sempat mengalami kepailitan pada 2024. Saat ini, operasional kembali berjalan dengan total pekerja mencapai 1.500 orang.
“Saat ini kami memproduksi penutup kepala (balaklava) yang digunakan anggota saat mengenakan helm,” ujarnya.
Di sisi lain, salah satu pegawai lama, Dewi, mengaku senang bisa bekerja kembali setelah pabrik tutup pada 29 Februari 2024 tanpa pemberitahuan.
Selama hampir satu setengah tahun, Dewi dan rekan-rekannya bertahan dengan mencari pekerjaan lain. Mereka juga beberapa kali menyuarakan aspirasi untuk menuntut hak-hak ketenagakerjaan hingga menjelang Lebaran.
“Sekarang rasanya senang sekali bisa kerja lagi. Harapannya pabrik ini bisa terus berjalan tanpa kendala supaya saya bisa membantu suami menambah penghasilan,” katanya.































