KOTA PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Pekalongan berinovasi membuat pupuk kompos organik dengan memanfaatkan limbah dapur. Hasil produk tersebut diberi nama Posnik Lodji, singakatan dari Kompos Organik Rutan Lodji.
Posnik Lodji dibuat dengan memanfaatkan limbah organik dapur dan pertanian rutan setempat kemudian dicampur dengan cairan mikroorganisme yang dapat mempercepat proses penguraian serta pembusukan sampah organik.
Kepala Sub Seksie Bimbingan Giat (Kasubsie Bimgiat) pada Rutan Kelas IIA Pekalongan, Eko Kurniawan menjelaskan bahwa, Posnik Lodji ini merupakan inovasi dari Rutan Kelas IIA Pekalongan di bidang pertanian dan perkebunan. Ide penciptaan kompos ini berawal dari kendala keterbatasan pupuk tanaman. Sedangkan jika mengandalkan bantuan pupuk dari dinas terkait tidak mencukupi karena hanya diberikan sekali dalam setahun.
“Dari situlah kami punya ide untuk menciptakan pupuk organik sendiri yang dibuat bersama beberapa warga binaan yang mengikuti bimbingan soft skill bidang pertanian,” terangnya.
Proses pembuatan pupuk organik tersebut menggunkan sisa sayur dan limbah organik dapur yang dimasukkan ke dalam dandang lalu dicampur cairan EM4 sebagai pengurai untuk pembentukan mikroorganisme.
Hasilnya Posnik Lodji diaplikasikan ke tanaman budi daya yang ada di sekitar pekarangan Rutan Pekalongan atau biasa disebut Rutan Lodji.
Pihaknya menyebutkan, untuk Posnik Lodji yang diproduksi Rutan Pekalongan setiap harinya sebanyak 2-3 kilogram.
Selain untuk tanaman, posnik juga dicampurkan ke tanah pekarangan untuk budi daya cacing tanah putih yang juga dilakukan oleh warga binaan pemasyarakatan rutan setempat.
Eko menjelaskan budi daya cacing tanah yang semula menggunakan kotak beronjong, kini diaplikasikan langsung ke tanah yang disekat.
“Posnik kami aduk campur bersama tanahnya untuk mempercepat proses pembesaran cacing tanah yang ada di Rutan. Alhamdulillah, setelah kami aplikasikan Posnik Lodji ke beberapa tanaman dan sayuran yang ada di pekarangan Rutan Lodji, hasil panennya bisa bagus, tanaman ataupun sayuran bisa tumbuh subur, daunnya lebih hijau, dan lebih segar,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Alakbar – Lingkarjateng.id)