PEKALONGAN, Lingkarjateng.id – Produksi ikan di Kota Pekalongan sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai 12 ribu ton hingga 29 Desember. Dari hasil produksi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) mengumpulkan retribusi senilai Rp 3,67 miliar, atau sekitar 73,47 persen dari target tahunan sebesar Rp 5 miliar.
Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo, menjelaskan bahwa capaian ini masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama terkait kondisi infrastruktur pelabuhan perikanan yang bergantung pada jalur sungai atau muara yang mengalami pendangkalan.
“Pendangkalan ini membuat kapal-kapal besar sulit masuk, sehingga berdampak pada volume ikan yang dapat didistribusikan melalui pelabuhan,” ujarnya saat ditemui di Unit Pengelola Ikan Bernilai Tambah Kota Pekalongan pada Selasa, 31 Desember 2024.
Selain itu, Sugiyo juga menilai faktor cuaca menjadi kendala yang dihadapi para nelayan di wilayah setempat. Menurutnya, hampir sepanjang Desember pelabuhan perikanan di Kota Pekalongan minim aktivitas kapal akibat cuaca buruk.
Tantangan lainnya adalah lokasi penangkapan ikan yang semakin jauh. Saat ini, kapal-kapal nelayan Kota Pekalongan harus melaut hingga perairan Indonesia Timur karena stok ikan di Selat Jawa dan perairan Makassar mulai berkurang. Biaya operasional yang tinggi membuat sebagian nelayan lebih memilih menjual hasil tangkapan langsung di lokasi penangkapan.
Sugiyo menegaskan, Pemkot Pekalongan akan mengambil langkah konkret untuk mendukung sektor perikanan di tahun 2025.
“Kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini, sehingga sektor perikanan Pekalongan dapat kembali bangkit,” pungkasnya. (Lingkar Network | Fahri Akbar – Lingkarjateng.id)