PEMALANG, Lingkarjateng.id – Stunting merupakan ketidaknormalan pada tumbuh kembang anak, dan percepatan penurunan stunting menjadi skala prioritas pemerintah. Kecemasan terhadap stunting menjadikan beberapa elemen masyarakat dan institusi dilibatkan untuk menurunkan angka stunting.
Kodim 0711 Pemalang setelah digandeng Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah, langsung memberikan tugas kepada segenap Babinsa yang bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk mensosialisasikan stunting.
Perwakilan Kodam IV/Diponegoro, Mayor Inf Ahmad Alwi menjelaskan bahwa, sebagai garda terdepan TNI yang langsung terjun di masyarakat Babinsa harus siap mengemban tugas.
“Adalah tepat jika Babinsa diberikan tugas sosialisasi bahaya dari stunting, karena mereka bersentuhan dan dekat sekali dengan masyarakat. Saya yakin akan mengena jika dipercayakan kepada kami melalui Babinsa,” ujar Ahmad Alwi.
Sementara itu, Sekretaris TIM POKJA KIE dan Penurunan Stunting BKKBN Jawa Tengah, Ratih Dewantisari memberikan paparan materi yang ia sampaikan di depan Babinsa adalah soal “Monggo Sareng-Sareng Mensosialisasikan KB dan Stunting Agar Indonesia Bebas Stunting”.
Hal yang ditekankan salah satunya adalah pentingnya mengatur waktu kehamilan yang sesuai keinginan.
“Mengatur waktu kehamilan yang sesuai keinginan, karena kita tahu kesehatan fisik dan mental dari masing-masing keluarga itu berbeda, sehingga diperlukan kesiapan dari segala aspek untuk memutuskan akan hamil, agar kesehatan ibu dan bayinya juga terjaga, anak ibu sehat, dan anak terbebas dari stunting,”ujar Ratih, pada Jumat, 15 Desember 2023.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Dinsos KBPP Kabupaten Pemalang Waluyo menjelaskan, asupan gizi yang cukup sangat penting sekali baik bagi orang tua dan keluarga.
“Nutrisi gizi yang didapatkan anak-anak ini harus cukup dan seimbang, agar terhindar dari stunting. Oleh karena itu, orang tua dan keluarga harus mengetahuinya khususnya stunting dan wasting,” ujar Waluyo.
Diketahui, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Pemerintah juga menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14 persen. (Lingkar Network | Unggul Priambodo – Lingkarjateng.id)