KARANGANYAR, Lingkarjateng.id – Penggunaan aplikasi PeduliLindungi di lingkungan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah masih mengalami kesulitan untuk dijalankan.
Kendala yang dihadapi adalah persoalan teknologi dan kebiasaan penggunaan aplikasi tersebut sebagai new normal.
Ketua PHRI Jawa Tengah, Heru Isnawan menyampaikan, ada 1500-an anggota PHRI Jawa Tengah. Namun, hanya anggota PHRI di perkotaan yang sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Bahkan pada level pimpinan cabang (BPC) pun masih mengalami hambatan untuk bisa menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
Mereka bolak balik bertanya di grup WA bagaimana pengoperasiannya. Sehingga harus dijelaskan dengan detail menggunakan tutorial
“20 persen pun belum ada anggota PHRI Jawa Tengah yang sudah menggunakan aplikasi PeduliLindungi,” kata Heru usai melantik Pengurus BPC PHRI Karanganyar, Selasa (12/10/21).
Diakui Heru, tidak mudah untuk mensosialisasikan penggunaan aplikasi PeduliLindungi bagi pelaku pariwisata.
Sehingga perlu waktu lama agar menjadi kebiasaan baru. Perlu diulang-ulang sehingga menjadi habit (kebiasaan).
“Aplikasi PeduliLindungi menolong betul karena semua riwayat terekam baik kondisi bersangkutan, rute perjalanan. Muncul merah atau hitam seseorang itu sudah ditracing darimana saja,” kata Heru.
Terkait jumlah okupansi hotel di Jawa Tengah, Heru menyampaikan belum memiliki angka untuk dibagikan. Namun secara umum dalam 3 pekan terakhir sudah berjalan positif.
“3 minggu ini sangat positif peningkatannya dibanding yang sudah dulu yang hanya single digit. Peningkatannya sudah ratusan persen. Cukup positif, teman-teman itu guyune wis natural,” kata Heru. (Lingkar News Network | Koran Lingkar Jateng)