SEMARANG, Lingkarjateng.id – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Tengah (Jateng) resmi meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) dalam acara “Optimalisasi Program Bangga Kencana” pada Selasa, 24 Desember 2024. Peluncuran program ini berlangsung di Gedung Pertemuan Jl. Raya Pantura Km 6, Petarukan, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih, menyampaikan bahwa program Genting merupakan gerakan gotong royong masyarakat untuk mencegah stunting sekaligus mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan kuat.
“Program Genting ini adalah bentuk bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian berbagai pihak sebagai orang tua asuh,” ujar Eka.
Menurutnya, program Genting melibatkan berbagai elemen masyarakat, seperti pemerintah, BUMN, BUMD, individu, LSM atau komunitas, swasta, perguruan tinggi, dan media. Sementara itu, sasaran anak asuhnya adalah ibu hamil dan anak usia 0-23 bulan dari keluarga berisiko stunting, terutama dari keluarga miskin.
Eka menjelaskan bahwa bantuan yang diberikan dalam program ini terbagi menjadi dua jenis yaitu nutrisi dan non-nutrisi. Bantuan nutrisi berupa pangan lokal kaya protein hewani dalam bentuk makanan siap saji atau kudapan bergizi. Sedangkan bantuan non-nutrisi meliputi pembangunan rumah layak huni, jamban sehat, dapur sehat, fasilitas penyimpanan dingin, penyediaan air bersih, dan program pemberdayaan masyarakat lainnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pemalang, Heriyanto, yang hadir mewakili Bupati Pemalang, mengungkapkan bahwa tren prevalensi stunting di wilayah setempat terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data ePPGBM, prevalensi stunting di Pemalang turun dari 10,35 persen pada 2021 menjadi 8,00 pada pada 2023. Data SSGI juga menunjukkan penurunan prevalensi stunting dari 24,7 persen pada 2021 menjadi 15,3 persen pada 2023.
“Alhamdulillah, upaya Pemalang dalam penurunan stunting telah mendapat apresiasi berupa penghargaan Best Progress in Reducing Stunting dari CNN Grup,” jelas Heriyanto.
Meski demikian, ia mengingatkan agar capaian tersebut tidak membuat pemerintah daerah berpuas diri.
“Intervensi spesifik dan sensitif perlu diintegrasikan dalam perencanaan organisasi perangkat daerah, dengan komitmen kuat dalam penanggulangan stunting,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa program Genting di Kabupaten Pemalang sudah berjalan melalui penyuluh keluarga berencana (PKB) dengan sasaran 8 anak balita di 8 kecamatan. Data sasaran ini diperoleh dari irisan data ePPGBM dan data Keluarga Berisiko Stunting (KRS).
Diharapkan, program ini mampu mempercepat upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting, khususnya di Jawa Tengah, sekaligus menjadi inspirasi bagi daerah lain. (Lingkar Network | Rizky Syahrul Al-Fath – Lingkarjateng.id)