GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Kabupaten Grobogan dikenal sebagai penghasil jagung terbesar di Indonesia. Luas lahan jagung di Kabupaten Grobogan sebanyak 150.000 hektare.
Oleh sebab itu, Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Grobogan, Sunanto berharap agar jagung hasil panen petani di Kabupaten Grobogan bisa terserap maksimal setelah pemerintah pusat menghentikan impor jagung, baru-baru ini.
Dispertan Grobogan pun menyambut baik langkah yang telah diambil oleh pemerintah pusat tersebut.
Ia berharap, kebijakan menghentikan impor jagung tersebut juga bisa menstabilkan kembali harga jual hasil panen jagung. Pasalnya, saat ini harga jual hasil panen jagung mengalami penurunan, harga saat ini yaitu Rp3.600.
“Meskipun turun (harga jual), namun hasil panen dalam negeri terserap semua, Harga jagung saat ini yaitu Rp 3.600,” kata Kepala Dispertan Grobogan, Sunanto, pada Minggu, 24 Maret 2024.
Ia berharap, hal ini menjadi angin segar bagi para petani jagung. Selain hasil panen petani terserap harga jual jagung juga diharapkan lebih baik lagi.
“Semoga bisa menjadi angin segar untuk petani jagung,” harapnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan tidak akan memberi rekomendasi izin impor jagung demi memaksimalkan penyerapan, sebab saat ini para petani di banyak sentra tengah menggelar panen raya.
“Sekali lagi khusus jagung kami sudah rapat bersama dengan para pihak dan kami tutup rapat tersebut dengan tidak impor. Selanjutnya Bulog dan pengusaha pakan wajib menyerap,” kata Amran usai meninjau gerakan tanam padi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, belum lama ini.
Ia menilai kebijakan untuk tidak impor adalah solusi pasti dalam menjaga produksi dan kesejahteraan petani dalam negeri.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan rekomendasi pemberhentian izin impor jagung diberlakukan mulai pekan ini karena telah memasuki musim panen raya jagung.
“Pemerintah menghentikan, kita berhenti tapi kan izinnya yang diterima Bulog adalah selama satu tahun. Jadi kita tunggu nanti, sekarang musim panen, nanti kalau sudah musim paceklik lagi dan para peternak membutuhkan jagung lagi, pada waktu itu kita adakan lagi,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, pada Senin, 18 Maret 2024. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Anta – Lingkarjateng.id)