GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Grobogan mencatat anak tidak sekolah (ATS) di wilayah setempat pada tahun 2024 masih di angka 18.054.
“Didalam Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (Silat) masih ada 18.054 anak,” ungkap Sekretaris Disdik Grobogan, Wahono, pada Selasa, 19 November 2024.
Wahono menjelaskan bahwa Disdik Grobogan mengajak seluruh SD dan SMP sederajat untuk membentuk operator sekolah dalam rangka percepatan penanganan ATS.
“Selama penyisiran setidaknya ada 4.392 anak kembali ke sekolah. Penyisiran tersebut sempat menggandeng UNICEF dan Pusdatin Kemendikbudristek,” katanya.
Menurut Wahono, persoalan ATS disebabkan sejumlah faktor mulai dari permasalahan ekonomi, disabilitas, perjodohan atau menikah dini, nikah akibat salah pergaulan, malas sekolah, korban perundungan, bekerja, hingga menjadi anak punk.
Oleh karena itu, Wahono menegaskan pentingnya kolaborasi dengan operator sekolah guna mengatasi ATS.
“Peran mereka nantinya untuk mengidentifikasi dan menangani ATS. Mereka akan memiliki akses langsung dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik),” terangnya.
Menurutnya, peran operator sekolah sangat penting karena bertugas untuk memutakhirkan data siswa, deteksi dini ATS, melakukan koordinasi dengan pusat kegiatan belajar mengajar (PKBM), pelaporan dan evaluasi, serta kolaborasi dengan komunitas sekolah.
Selanjutnya, selain melakukan pendataan, para petugas operator juga harus melakukan strategi efektif dengan anak agar berkenan kembali ke sekolah.
“Tentunya dengan melakukan pendekatan persuasif, memberikan keringanan dengan jam pulang yang fleksibel serta menyediakan akses belajar ke PKBM. Karena dirasa lebih santai lantaran termasuk pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C,” terangnya. (Lingkar network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)