GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Jalan raya Purwodadi-Solo banyak tikungan dan tanjakan hingga menyebabkan truk acap kali mogok. Warga sekitar inisiatif membantu mengatur lalu lintas, atau membantu sopir truk menjaga muatannya.
Mogoknya truk ini biasanya terjadi di KM80-86. Tepatnya di Desa Mogot-Juworo, Kecamatan Geyer, Grobogan. Di kawasan itu akan banyak warga yang bersiaga jika ada kendaraan mogok.
Warga yang sering membantu mengatur lalu lintas ini dinamakan “Tukang Gebyok”. Kegiatan ini sudah dilakukan lama oleh warga sekitar. Bahkan jadi rutinitas atau profesi.
“Awalnya kita (para warga) hanya membantu mengatur lalu lintas. Namun, dari situ kita dapat mengumpulkan uang hasil dari pemberian pengguna jalan yang merasa terbantu dengan adanya warga di lokasi,” ungkap Romo, salah seorang tukang gebyok, Jumat 4 Mei 2024.
Tukang gebyok biasanya berkelompok yang dibagi di bagian depan dan belakang truk untuk mengatur kemacetan saat truk diperbaiki.
Komisi yang didapat akan dibagi rata. Makin lama kendaraan mogok, uang yang dikumpulkan makin banyak. Bahkan penghasilan mereka bisa ratusan ribu rupiah.
Para sopir truk juga merasa terbantu dengan adanya tukang gebyok ini. Selain mengatur lalu lintas, tukang gebyok juga biasa menjaga barang muatan.
“Untung ada tukang gebyok, kalau tidak ada pasti saya akan jenuh karena di sini merupakan wilayah hutan jauh dari pemukiman warga,” ucap Supriyadi, salah seorang sopir truk. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)