GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Varietas jagung Ungu menyita perhatian para pengunjung Grobogan Agro Expo (GAE) 2024 yang digelar Pemkab Grobogan melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Grobogan pada Minggu, 7 Juli 2024.
Warna jagung yang tak lazim itu berada di salah satu Stand dan demplot PT. Advanta Seeds yang turut meramaikan expo tersebut. Dalam pengakuan tim marketing wilayah Jawa Tengah yang ada di lokasi, Aryo Nugroho, mengatakan bahwa varietas jagung itu diberi nama jagung ketan ungu varietas Lilac 21 F.
Aryo menuturkan bahwa jagung unggu Lilac 21 F memiliki kandungan antioksidan cukup tinggi sehingga bermanfaat untuk kekebalan tubuh. “Konsumsi jagung ini diyakini dapat membantu menurunkan resistensi insulin, menjaga kesehatan jantung, mencegah penyakit kanker, serta mengatasi obesitas,” jelasnya.
Menurutnya, jagung ketan ungu tersebut memiliki banyak keunggulan. Selain rasanya yang manis saat usia muda, teksturnya juga seperti ketan dan mengandung antioksidan yang cukup tinggi. Ia mengatakan bahwa jagung ungu bisa dikonsumsi mentah tanpa harus dimasak terlebih dahulu jika dipanen pada usia muda. Menurutnya, jagung tersebut memang dikelola untuk dikonsumsi, bukan untuk pakan ternak.
“Jagung unggu bisa dijadikan produk olahan makanan seperti bubur ketan, risol isi jagung ketan, bahkan bisa dibuat nasi jagung ketan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aryo menjelaskan bahwa jagung ketan ungu juga mempunyai keunggulan lain dalam hal pemanenan. Menurutnya, varietas tersebut memiliki dua pilihan waktu panen, yakni panen muda atau saat sudah cukup umur. “Jika waktu panen varietas jagung lain berkisar 100 hari, jagung ketan ungu varietas Lilac 21 F bisa dipanen dalam usia 60 hari atau 70 hari,” tuturnya.
Di sisi lain, koordinator PT. Advanta Seeds wilayah jawa tengah Muhammad Ihsan menambahkan, kehadiran jagung ungu sebagai ikon baru. Pihaknya mengaku sudah mempunyai petani binaan di sejumlah wilayah di Jawa Tengah seperti Kabupaten kudus, Grobogan dan Pati.
“Untuk hasil panen jagung ungu usia muda atau basah, petani bisa menghasilkan jagung 18 hingga 19 ton per hektare, sedangkan untuk hasil pipil kering bisa mencapai 9 ton per hektare,” ungkapnya.
Ihsan mengatakan bahwa varietas jagung ungu Lilac 21 F merupakan barang eksklusif karena belum banyak petani yang menanamnya. Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya telah menggandeng beberapa pengusaha dalam rangka membuka pasar jagung ungu tersebut. “Saat ini harga stabil berkisar Rp15 ribu, sedangkan untuk harga jagung kering berkisar Rp25 ribu per kilo,” tandasnya
Partono, salah satu pengunjung Grobogan Expo awal Ngaringan yang berkesempatan mencicipi tester jagung ketan ungu mengatakan, selain unik dari warnanya, dari sisi rasa menurutnya jagung tersebut memiliki tekstur lengket seperti ketan, pulen, dan tidak terlalu manis sehingga layak dijadikan alternatif bahan makanan pokok.
“Menarik dan unik, ada jagung warna ungu, saat saya coba rasanya pulen agak manis seperti beras ketan,” ucapnya.
Senada dengan Partono, Hartini pengunjung lainnya mengatakan, dirinya sangat tertarik dengan jagung yang berwarna ungu yang sempat disebutnya sebagai jagung afrika itu. “Baru tahu ada jagung berwarna ungu, ternyata banyak manfaatnya terutama untuk kesehatan, bisa untuk konsumtif bagi penderita diabetes,” ucapnya.
Karena dinilai bagus untuk kesehatan, Hartini kemudian sengaja membeli bibit jagung ungu tersebut. Rencananya, setelah pulang dari pameran dirinya akan mencoba menanam jagung unggu tersebut di area pekarangan tempat tinggalnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)