DEMAK, Lingkarjateng.id – Rob di wilayah Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, saat ini semakin parah. Bahkan, rob sudah merambah ke Jalan Raya Pantura sehingga mengganggu aktivitas warga dan pengguna jalan.
Berdasarkan live report dari anggota Satlantas Polres Demak pada Senin pagi, 14 Oktober 2024, di Jalan Pantura Demak-Semarang tepatnya di depan PT Hartono Istana Teknologi (HIT) Sayung, ketinggian rob di lokasi tersebut mencapai 20-30 sentimeter (cm). Kondisi tersebut menyebabkan kepadatan arus lalu lintas dari Demak-Semarang maupun sebaliknya.
Salah satu pengendara, Wisnu Budi (30), warga Semarang yang bekerja di Demak, mengaku setiap hari melintasi jalan tersebut dan berjibaku melawan rob demi mencari rezeki di Kota Wali.
Dirinya mengatakan sudah sekitar seminggu rob naik ke Jalan Raya Pantura. Ia pun mengeluhkan dengan kondisi jalan tersebut yang belum bisa tertangani oleh pemerintah.
“Hampir semingguan ini (rob naik ke jalan raya). Kira-kira (ketinggian rob) di pantura 20-30 cm, dan jam 08.00-10.00 rob masih tinggi. Mau nggak mau berhenti sebentar karena jalannya juga macet karena rob itu. Lewat jalan perkampungan juga macet karena kendaraan pada larinya ke sana semua,” katanya pada Senin, 14 Oktober 2024.
Ia mengaku bisa memilih jalan alternatif lain untuk menghindari Jalur Pantura yang terendam rob. Namun, ia menilai jalan tersebut terlalu jauh.
“Ada alternatif, cuman jauh, harus lewat Mranggen,” ujarnya.
Sementara itu, Shobirin, warga Dukuh Timbulsloko, mengatakan bahwa sudah semingguan rob di desanya naik bahkan mencapai ketinggian 1,5 meter (m).
“Akhir-akhir ini rob itu memang sangat tinggi, di waktu pagi sekitar jam 03.00 subuh sampai jam 5.30 itu masih tinggi. Di Timbulsloko ketinggiannya sampai 1,5 meter. Itu kalau rumah-rumah panggung yang lama (bangunan dulu) itu pasti tenggelam,” katanya.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat mengganggu aktivitas warga setempat. Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah daerah maupun pemerintah pusat bisa segera mengatasi permasalahan rob yang terjadi di wilayah pesisir Sayung.
“Harapannya pemerintah segera mencari jalan keluar entah itu membangun jalannya, terutama gladak (jalan kayu di Dukuh Timbulsloko) itu banyak yang putus karena diterpa ombak dan dimakan hewan, jadi keropos lalu putus, kalau dibuat jalan itu mboyak-mbayuk (goyang). Kalau hujan, rumah-rumah yang di belakang itu pada roboh karena terjangan ombak,” ujarnya.
Selain itu, ia pun berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk 115 kartu keluarga (KK) yang terdampak rob di Dukuh Timbulsloko.
“Yang diharapkan warga Timbulsloko, keadaan ini sangat sulit sekali. Sangat kekurangan sembako. Kami harapkan ada bantuan sembako dari pemerintah. Kemarin ada warga ke rumah saya bilang kalau berasnya sudah habis, apalagi yang janda-janda itu sangat kasihan,” harapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan rilis dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang, prakiraan pasang surut rob harian Semarang pada Senin, 14 Oktober 2024, puncak rob terjadi mulai pukul 03.00 hingga 06.00 WIB dengan ketinggian mencapai 1 meter.
Sementara prakiraan pasang surut pada Selasa, 15 Oktober 2024, puncak rob mulai dari pukul 03.00 hingga 07.00 WIB dengan ketinggian mencapai 1 meter. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkarjateng.id)