GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Kenaikan harga daging ayam yang sudah berlangsung selama empat bulan belakangan dikeluhkan oleh penjual daging di pasar dan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti pedagang ayam crispy.
Fatimah, pedagang ayam crispy di Jalan Kuwu Kabupaten Grobogan mengaku harus mengeluarkan banyak biaya untuk belanja bahan baku lantaran harga daging ayam mengalami kenaikan. Ia pun harus memutar otak agar konsumen tetap datang membeli dagangannya.
“Kalau harga ayam crispy saya naikkan bisa-bisa langganan saya kabur. Akhirnya, saya kecilkan ukurannya, namun masih layak jual. Satu ekor ayam yang semula saya potong delapan, kini jadi sembilan potong,” kata Fatimah, pada Senin, 17 Juli 2023.
Kenaikan harga daging ayam ini, kata dia, sudah berlangsung selama sebulan terakhir. Dari yang semula Rp 19 ribu-Rp 21 ribu per ekor, kini harga daging ayam mencapai Rp 27 ribu-Rp 30 ribu per ekor.
Imbasnya, ia harus mengurangi pembelian jumlah daging ayam. Dari yang semula 25 ekor per hari turun menjadi 20 ekor per hari.
“Sedih sekali melihat harganya sekarang, gak turun-turun sejak setelah lebaran lalu. Lonjakan harga daging ayam ini juga membuat keuntungan saya turun,” ujarnya.
Senada dengan Fatimah, Mashudi yang menjual ayam crispy lainnya juga mengeluhkan hal yang sama, terkait harga daging ayam yang melambung tinggi.
“Kalau di pasar itu kabar dari teman saya mencapai harga Rp 40 ribu perkilo, namun saya mengambil langsung dari kandang peternak jadi lebih murah, sedikit bisa membantu operasional,” kata Mashudi.
Kenaikan harga daging ayam, kata dia, sudah dialami sejak bulan ramadhan. Ia mengira sehabis lebaran akan normal lagi, karena hal serupa sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
“Sudah hampir empat bulan kenaikan ini. Saya mengiranya habis Idul Fitri saja, ternyata hingga sekarang belum ada tanda-tanda penurunan harga. Kalau dibilang rugi saya ruginya di tenaga, untung yang saya dapat sedikit, namun masih cukup untuk kebutuhan keluarga,” tuturnya.
Ia berharap, pemerintah dengan dinas terkait segera menindaklanjuti keluhan masyarakat terkait harga daging ayam yang tidak kunjung stabil.
“Saya juga ikut grup Pedagang Ayam Potong Indonesia di media sosial. Di grub tersebut semua isinya sambatan (keluhan, red) pedagang soal kenaikan harga daging ayam. Semoga saja harga daging ayam segera turun,” harapnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Koran Lingkar)