KUDUS, Lingkarjateng.id – Kepala Desa Ploso Masud mengatakan bahwa, kasus DBD Kudus mengalami kenaikan pada tahun 2022. Hingga saat ini, sudah ada lebih dari 10 anak yang sudah terserang DBD (Demam Berdarah Dengue) tepatnya di Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.
Adanya temuan kasus DBD ini, Pemerintah Desa (Pemdes) Ploso berinisiatif melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dengan pengasapan atau fogging di wilayah RT 1 RW 3.
Kepala Desa Ploso, Masud, mengatakan bahwa kegiatan fogging ini dilakukan dengan swadaya dengan menggandeng pihak swasta untuk melakukan pengasapan.
“Karena kalau dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus kan harus ada minimal 3 kasus, tapi warga ingin segera di fogging jadinya kita lakukan dengan swadaya sendiri,” ujarnya, Rabu (18/5).
“Kemarin itu sudah ada fogging dari dinas sebanyak 3 kali dan dari swadaya sendiri 4 kali,” ungkapnya.
Pihaknya pun tidak memungkiri bila kasus DBD di Desa Ploso belum bisa teratasi dengan tuntas. Kendati demikian, pihaknya tidak serta merta pasrah dan menjadikannya hal wajar setiap tahun.
Masud selalu menyerukan kepada masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan. Terlebih untuk daerah-daerah yang mudah menjadi sarang nyamuk.
“Jangan sampai genangan air di wilayah kita untuk jadi perkembangbiakan sarang nyamuk,” tuturnya.
Kemudian, dirinya juga meminta agar warga yang memiliki ban bekas atau barang bekas agar dibasmi atau ditimbun saja. Jangan sampai dibiarkan begitu saja di lingkungan sekitar, karena bisa memberikan kesempatan nyamuk DBD untuk bersarang.
“Jika bisa dijual malah lebih bermanfaat dari pada dibiarkan dan jadi sarang nyamuk di musim hujan,” tambahnya. (Lingkar Network | Alifia Elsa Maulida – Koran Lingkar)