JEPARA, Lingkarjateng.id – Jamaluddin Malik mencalonkan dirinya pada Pemilu 2024 ini sebagai Calon Legilatif (Caleg DPR RI) Dapil 2 Jawa Tengah meliputi Jepara, Kudus, dan Demak. Strategi kampanye yang digunakan merupakan sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh caleg manapun. Ia menggunakan sosok Ultraman untuk memperkenalkan dirinya kepada publik.
Namanya mulai melambung dan diperhitungkan pasca pemungutan suara, yang mana pihaknya berhasil mendapatkan jumlah suara yang fantastis dengan 71.492 suara per 19 Februari 2024. Sehingga menempati posisi ke 2 urutan DPR RI Dapil 2 Jateng dari Partai Golkar.
Malik sapaannya, menjelaskan bahwa awal mula ingin mencalonkan diri sebagai caleg karena niat yang kuat dan tulus untuk membantu masyarakat yang tidak terpenuhi hak-hanya serta meringankan beban tenaga kesehatan (Nakes) dan guru honorer. Ia mengungkapkan jika hasil yang mereka dapatkan jika dibandingkan dengan buruh pabrik saat ini, masih jauh dibawahnya.
“Saya mau memenuhi hak-hak warga yang belum bisa didapatkan selama ini, mulai dari pelayanan desa dan seterusnya. Serta membantu meningkatkan gaji nakes dan guru honores yang cukup rendah, kalah sama buruh pabrik,” jelasnya saat ditemui tim Lingkar Jateng di rumahnya.
Ia menceritakan mengapa dirinya begitu mempunyai niat yang luar biasa untuk membantu masyarakat kecil, karena dirinya juga berangkat dari masyarakat kecil. Dahulu di masa mudanya ia harus rela menjadi kuli panggul di Pasar Bitingan Kudus untuk memenuhi kebutuhan keluarganya yang terdiri dari kedua orangtua dan 2 adiknya. Ia menjelaskan bahwa dirinya harus berangkat sore dan pulang pagi di hari berikutnya untuk menjadi kuli panggul ini.
“Setiap dapat uang hasil nguli, langsung saya kirimkan ke keluarga untuk memenuhi kebutuhan di rumah. Hasil saya saat itu Rp 30.000 perhari,” tambahnya.
Ia berhenti bekerja sebagai kuli panggul pada tahun 2011 karena kecelakaan yang membuatnya mengalami patah kaki. Pada saat itu juga ia harus menanggung utang orang tuanya sebesar Rp 50 Juta. Ia pun memutuskan untuk mencari pekerjaan yang lebih, demi melunasi utang tersebut.
Akhirnya dia bergabung dengan salah satu perusahaan asuransi sebagai marketing. Karirnya pun semakin bagus setiap tahunnya sampai menjadi agency director.
“Gaji dari kerja sebagai marketing disini, untuk mencukupi kebutuhan, utang dan kuliah adik,” jelasnya.
Ia berpesan kepada segenap anak muda untuk tidak takut menjadi caleg. Karena anak muda mempunyai ide-ide dan kreatifitas untuk berkampanye yang anti mainstream.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya mempunyai ide menggunakan karakter Ultraman untuk berkampanye pasca sholat tahajud. Serta pihaknya memanfaatkan sosial media yang sekarang lagi ramai, yaitu TikTok untuk alat bantu kampanyenya melalui media massa.
“Jangan takut nyaleg karena tidak punya harta yang melimpah. Sebagai anak muda mempunyai ide serta trobosan untuk berkampanye. Zaman sekarang ini, keviralan itu yang menentukan bagaimana kehidupan seseorang itu,” pesannya.
Hasil dari pemilu yang ia dapatkan saat ini, diluar ekspektasi mengingat dirinya belum pernah terjun di dunia politik. Pada pencalonan tahun ini, ia pun tidak menyewa jasa konsultan politik sama sekali, karena biayanya yang cukup mahal. Ia cukup menggunakan Ultraman sebagai ikon dan sosial media sebagai alat kampanyenya yang mudah diingat dan diketahui oleh masyarakat secara umum. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Lingkarjateng.id)