BLORA, Lingkarjateng.id – Bupati Blora, Arief Rohman mengungkapkan melalui Sekolah Peternakan Rakyat, para peternak yang sudah tergabung dalam kelompok atau asosiasi didorong untuk berkonsolidasi membangun perusahaan kolektif yang dikelola secara profesional dalam satu manajemen. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjadikan peternak berdaulat dan memiliki posisi tawar lebih tinggi.
Bupati Arief mengaku tertarik dengan konsep Sekolah PR karena beberapa tahun lalu mendengar cerita kesuksesan peternakan dari kabupaten sebelah. Sedangkan Blora yang punya potensi besar justru belum punya Sentra Peternakan Rakyat.
Oleh karena itu, tambahnya, Sekolah PR di Blora harus bisa dijalankan dengan baik. Untuk penjualan hulu hilirnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak telah menjalin MoU dengan PD Dharma Jaya DKI Jakarta.
Bupati Arief juga ingin agar potensi peternakan sapi di Kabupaten Blora benar-benar bisa berkembang untuk mendorong kesejahteraan para peternak.
“Selama ini masih banyak yang hanya sekadar rojo koyo. Hanya untuk tabungan saja, kalau perlu dana ya, dijual. Padahal, kita punya populasi sapi terbesar di Jawa Tengah,” ujar Bupati Arief.
Pihaknya punya mimpi Sekolah PR ini nanti tidak hanya di Kecamatan Jepon dan Japah saja. Namun ke depan, setiap Kecamatan bisa memiliki Sekolah PR. Di sisi lain, dirinya berencana akan mengadakan kontes sapi dan kambing yang telah lama vakum.
“Coba nanti kita pelajari konsepnya seperti apa dan dikemas seperti apa, untuk lomba kontes sapi dan kambing. Tapi untuk mengawalinya kita akan adakan kontes kambing dulu,” bebernya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)