SEMARANG, Lingkarjateng.id – Ketua DPRD Jawa Tengah Bambang Kusriyanto mengatakan, pandemi Covid-19 yang mulai mereda dapat menjadi momentum kebangkitan desa wisata di Jawa Tengah. Pengembangan desa wisata diharapkan mampu menumbuhkan perekonomian warga setempat. Terlebih, Jawa Tengah dikenal memiliki banyak keindahan alam yang jika dikelola dan dipasarkan dengan baik, serta mampu menarik wisatawan untuk datang.
Selama ini, pariwisata menjadi sektor yang paling terpukul dampak pandemi Covid-19. Pasalnya, pariwisata sangat bergantung dengan mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, sementara pandemi mengharuskan pergerakan manusia dibatasi. Kini, saat angka kasus Covid-19 melandai, desa wisata diharapkan dapat berpromosi lagi menarik wisatawan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (prokes).
“DPRD Jawa Tengah memandang keberadaan desa wisata sebagai potensi yang bisa didorong untuk menggerakkan perekonomian. Jawa Tengah ini dikenal kaya akan potensi wisata karena alamnya yang indah,” ujar pria yang akrab disapa Bambang Kribo ini, Senin (22/11).
Bambang Kribo melihat potensi bangkitnya desa wisata ini sejalan dengan tren berwisata yang mulai bergeser akibat pandemi Covid-19. Saat ini, masyarakat cenderung menyukai berwisata di tempat terbuka yang luas, sehingga bisa menjaga jarak.
Kabupaten Pati Siap Launching 25 Desa Wisata Sekaligus
Selain itu, masyarakat lebih suka berwisata di destinasi yang tak jauh dengan tempat tinggal mereka. Tren ini diharapkan mampu ditangkap oleh para kelompok sadar wisata (pokdarwis) sebagai pengelola desa wisata.
Lebih lanjut, Bambang mendorong para pengelola desa wisata ini terus mempromosikan desanya agar dikunjungi wisatawan. Apalagi, beberapa desa wisata di Jateng sudah cukup dikenal dan masuk deretan desa wisata terbaik di Indonesia.
Pesona Desa Wisata Janggalan Kudus dengan Segudang Kebudayaan
“Selain pemandangan alam, daya tarik desa wisata adalah budaya dan kearifan lokal masyarakat. Diharapkan wisatawan yang datang tak sekedar foto-foto lalu pulang, tapi juga merasakan pengalaman tersendiri seperti ikut menanam padi atau beternak sehingga kegiatan berwisatanya lebih berkesan,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Semarang ini menambahkan, Pemprov dan DPRD Jawa Tengah telah memberikan dukungan dengan menguncurkan bantuan dana untuk desa wisata. Besarannya pun bervariasi, yaitu desa wisata yang masuk kategori rintisan mendapatkan bantuan Rp 100 juta, desa wisata berkembang memperoleh Rp 500 juta, dan desa wisata maju mendapatkan Rp 1 miliar.
Dengan adanya bantuan tersebut, kini seluruh desa seolah berlomba-lomba menggarap potensi masing-masing menjadi desa wisata. Pemprov Jawa Tengah sendiri menargetkan adanya 500 desa wisata hingga tahun 2023. Hingga kini, jumlah desa wisata di Jawa Tengah sudah mencapai 415 desa. (Lingkar Network | Koran Lingkar Jateng)