JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), dr. Eko Cahyo Puspeno mengatakan bahwa, faktor penyebab stunting ada dua yaitu penyebab langsung dan tidak langsung.
“Stunting ini sebenarnya adalah masalah keterlambatan tumbuh kembang anak, dengan ditandai tinggi anak yang tidak standar pada usianya,” kata dr. Eko saat ditemui Lingkar di kantornya pada Selasa, 16 Januari 2024.
Ia mengatakan bahwa, penyebab langsung bisa karena kurangnya asupan nutrisi. Untuk penyebab tidak langsung karena pola asuh orang tua terhadap anaknya, ketersediaan pangan, dan sistem ketahanan pada keluarga.
Pemkab Jepara Bersinergi dengan Lintas Sektor Bantu Penuhi Gizi Anak Cegah Stunting
dr. Eko juga menyebutkan bahwa pernikahan dini juga menjadi salah satu pemicu munculnya kasus stunting.
“Pernikahan dini juga memicu adanya kasus stunting, karena kondisi fisik perempuan (ibu hamil muda) yang mana reproduksinya belum siap. Kemudian kesiapan mental untuk menjadi ibu, dengan merelakan waktu bermain, bercanda dengan teman-temannya, serta kesiapan sosial terhadap lingkungannya,” terangnya.
Dalam menangani kasus stunting di Jepara, ia mengatakan bahwa Dinkes Jepara sudah cukup mencapai target.
Ribuan Balita di Jepara Masih Alami Stunting, Pj Bupati Targetkan Nol Kasus di 2024
Dinkes Jepara juga berupaya melakukan penanggulangan stunting secara langsung dengan mengalokasikan alat Antropometri di setiap posyandu yang ada di Jepara.
“Dengan harapan bisa digunakan secara maksimal untuk masyarakat sekitar, sehingga bisa tercipta Jepara zero stunting,” imbuhnya.
Maksud dari zero stunting ini, kata dia, bukan dengan hilangnya kasus stunting di Jepara, melainkan dengan tidak menumbuhkan lagi kasus-kasus stunting baru di Jepara dengan cara mencegahnya.
Bustanul Arif Dorong Insentif Fiskal Dimaksimalkan untuk Tekan Stunting di Jepara
“Dalam menangani kasus ini, Dinkes Jepara beserta jajarannya sudah cukup baik penanganannya, yaitu mencapai target. Akan tetapi, kami akan terus berupaya untuk mencapai zero stunting, bukan berarti tanpa kasus stunting, melainkan dengan pencegahan adanya kasus-kasus baru,” tambahnya.
Ia menuturkan, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting, di antaranya skining anemia, konsumsi tablet penambah darah, dan meningkatkan gizi pada perempuan remaja.
Pada saat masa kehamilan, lanjutnya, disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter agar ibu dan janin dalam kandungan dalam keadaan cukup dengan asupan nutrisi dan mineralnya.
“Kemudian memberikan ASI (Air Susu Ibu) dengan segera setelah bayi lahir dan yang terakhir dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar,” paparnya. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Koran Lingkar)