JEPARA, Lingkarjateng.id – Dinas Koperasi, UKM, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Kabupaten Jepara mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) di wilayah setempat didominasi oleh lulusan SMK dan SMA.
Kepala Diskopukmnakertrans Kabupaten Jepara, Samiadji, melalui Kepala Bidang Tenaga Kerja, Abdul Muid, mengungkapkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir, TPT di Kota Ukir mengalami tren penurunan.
Muid menyebut, pada tahun 2022 jumlah pengangguran di Jepara mencapai 28.683 orang atau 4,1 persen. Pada tahun 2023, jumlah pengangguran mencapai 22.692 ribu orang atau 3,35 persen. Sedangkan pada tahun 2024 per bulan November, angka pengangguran turun menjadi 3,34 persen atau sekitar 22 ribu orang.
“Turun 0,01 persen dari tahun kemarin. Untuk jumlah pasti angka pengangguran tahun ini masih belum bisa dipastikan, di kisaran 22 ribu orang yang didominasi dari lulusan SMK dan SMA dengan kisaran usia 18-20 tahun,” katanya di Jepara baru-baru ini.
Muid mengungkapkan bahwa kesuksesan penurunan angka pengangguran di Jepara ditempuh dengan berbagai upaya, seperti menciptakan wirausahawan baru dengan pelatihan-pelatihan. Angka pengangguran juga turut ditekan melalui kegiatan yang tidak berimbas secara langsung, yaitu pelaksanaan penyuluhan bimbingan jabatan (PBJ).
“PBJ merupakan penyiapan fresh graduate sejak di bangku SMK. Jadi kita berikan pemahaman kepada mereka tentang dunia kerja itu seperti apa, dan itu sangat efektif sekali. Karena rata-rata penyumbang tertinggi angka pengangguran adalah lulusan SMK,” terangnya.
Kemudian, pihaknya juga melakukan pembinaan melalui balai latihan kerja (BLK) yang mempunyai delapan jenis pelatihan dan beberapa jenis pelatihan di bidang tenaga kerja.
“Kalau di BLK ada pelatihan las, elektronik, listrik, tata boga, ukir, bengkel dan lainnya. Kalau di kami ada pelatihan barista, tour guide, membatik, tata boga, dan konten kreator, MUA,” jelasnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Lingkarjateng.id)