KUDUS, Lingkarjateng.id – Sejumlah Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) asal Kudus mengajak para generasi milenial untuk bergabung bersama mereka. Para praja tersebut mengajak generasi muda untuk mengabdi ke negara melalui IPDN. Terutama bagi lulusan SMA sederajat yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Praja IPDN asal Kota Kretek itu yakni Ahda Widyastuti dan Anindita yang merupakan Praja Utama atau pelajar tingkat empat angkatan 29. Kemudian, Jiwan, Diajeng dan Dhoifur yang merupakan Nindya atau praja tingkat tiga angkatan 30.
Selanjutnya di tingkatan Madya Praja atau pelajar tingkat dua angkatan 31 ada Azahra dan Bagas. Sementara di tingkatan Muda Praja atau tingkat satu angkatan 32 ada Destia, Denty, Sabila, Fajar, David dan Amirul.
Ahda Widyastuti yang kini sudah memasuki tingkat Praja Utama IPDN mengatakan, dirinya mendaftar institut tersebut karena ingin mewujudkan keinginan orang tua dan mengabdi untuk negara.
Ajak Warga Kudus Bangkit dari Pandemi, IJTI Muria Raya Gelar Lomba Video Kreatif
“Kalau sekolah di IPDN biayanya ditanggung negara dan setelah lulus juga bisa langsung dapat kerja. Jadi kami bisa meringankan beban orang tua serta memiliki kehidupan yang lebih terjamin. Selain itu, kami juga bisa melakukan pengabdian kepada masyarakat,” ungkapnya.
Ia mengatakan, ada tujuh tahapan seleksi untuk sekolah di IPDN. Diantaranya seperti tes wawasan kebangsaan, psikotes, tes kesehatan, tes ketahanan fisik dan lain sebagainya.
“Tahapan seleksinya berlangsung sekitar satu bulan lalu baru diumumkan hasilnya,” kata dia.
Meski demikian, ia mengatakan, jika calon peserta didik berusaha maksimal maka tahapan seleksi pasti akan bisa dilalui. “Yang paling penting itu penuh semangat dan harus punya tekad kuat. Karena saingannya sangat banyak,” tambahnya.
Ahda menuturkan, tantangan selama sekolah di IPDN itu hanya homesick atau rindu dengan keluarga di rumah. Pasalnya, sekolah IPDN harus siap menuntut ilmu dengan tinggal jauh dari rumah.
Namun, ia mengatakan dirinya dan rekan-rekannya tetap memilih bertahan hingga bisa benar-benar terjun mengabdi ke masyarakat. “Walaupun kangen keluarga tapi kami tetap ingat perjuangan masuk ke sekolah ini seperti apa. Karena prosesnya tidak mudah dan sudah banyak yang dilalui,” tuturnya.
Untuk diketahui, Ahda bersama rekan-rekannya saat ini sedang menjalani cuti pendidikan mulai dari tanggal 18 Desember 2021 sampai dengan 8 Januari 2022.
Waktu cuti ini pun dimanfaatkan mereka dengan menemui para senior lulusan IPDN yang saat ini sudah mengabdi di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus. Diantaranya seperti Plt Kepala Diskominfo Kudus Dwi Yusi Sasepti, Kepala Dinsos Mundir, Kepala Disdukcapil Eko Hari Djatmiko, Camat Kaliwungu Satria dan masih banyak lagi.
“Kami ingin bersilaturahmi dan melihat secara langsung dunia kerja yang akan kami hadapi setelah lulus nanti. Harapannya setelah lulus kami bisa mengabdi di Kabupaten Kudus, namun tetap siap untuk ditempatkan di seluruh Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Plt Kepala Diskominfo Kudus Dwi Yusi Sasepti mengatakan, dirinya juga berharap generasi muda bisa terjun untuk mengabdi ke negara melalui IPDN. Yusi sendiri merupakan lulusan IPDN angkatan 4.
“Saya berharap anak muda mau berlomba-lomba mengabdikan diri kepada pemerintah atau negara melalui IPDN. Supaya para generasi muda nantinya bisa melayani masyarakat secara baik. Apalagi di Kudus sudah banyak praja dan alumni IPDN yang berperan aktif di masyarakat,” paparnya.
Terpisah, Camat Kaliwungu Satria yang merupakan angkatan 12 IPDN mengatakan, praja IPDN akan ditekankan mengenai prinsip kedisiplinan, performa, loyalitas dan dedikasi. Oleh karena itu, ia berharap generasi muda bisa masuk ke IPDN untuk mengabdikan diri ke negara dengan prinsip tersebut.
“Praja di IPDN harus punya prinsip terkait kemampuannya supaya bisa menjadi ASN yang baik. Apalagi selama belajar di IPDN akan lebih banyak prakteknya karena memang disiapkan menjadi praktisi di pemerintahan untuk melayani masyarakat,” tuturnya.
Lebih lanjut, ia berharap para praja di IPDN saat ini bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan menghindari pelanggaran. Menurutnya, dalam belajar memang harus melalui proses supaya bisa menjadi pelayan masyarakat yang baik.
“Sebelum menjadi Camat saya juga melewati banyak proses terlebih dulu. Karena semua hal ada prosesnya dan tahapan yang perlu dilalui,” ujar dia. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Koran Lingkar Jateng)