GROBOGAN, Lingkarjateng.id – SMA Negeri 1 Toroh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan menyelenggarakan acara peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Acara ini dilaksanakan untuk menumbuhkan rasa peduli seluruh siswa di sekolah tersebut, Senin (21/2).
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Toroh, Sri Puji Astuti melalui Guru Moh Moklas, melakukan pembukaan acara peringatan HPSN yang berlangsung di lapangan Asoka sekolah setempat. Acara ini diikuti oleh perwakilan OSIS, perwakilan kelas dan Duta Adiwiyata dengan tetap menetapkan protokol kesehatan.
Disampaikan Moklas, acara peringatan HPSN ini memiliki tiga kegiatan, yang pertama yaitu pembuatan pupuk kompos, yang berlangsung di belakang kelas XII MIPA 2 dengan peserta kegiatan dari perwakilan OSIS, perwakilan kelas dan didampingi oleh Tim Adiwiyata sekolah.
Pemkab Jepara Dukung SMAN 1 Nalumsari Jadi Sekolah Adiwiyata Mandiri
“Sampah yang digunakan dalam pembuatan pupuk kompos berupa sampah-sampah organik di lingkungan SMA N 1 Toroh. Setiap kelas akan mengumpulkan satu karung sampah organik. Pembuatan pupuk kompos bertujuan untuk mengelola dan mengurangi sampah di SMA N 1 Toroh serta meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah,” ujarnya.
Kemudian disampaikan, kegiatan selanjutnya pembuatan vertical garden, yang diikuti oleh seluruh kelas X dan XI. Kegiatan ini merupakan pembuatan rangkaian tanaman yang ditanam di atas media tanam, kemudian disusun dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia.
Selanjutnya kegiatan penataan dan pembersihan lingkungan sekolah, yang dilaksanakan di sekitar lingkungan kelas masing-masing berupa ruang kelas dan taman kelas. Penataan dan pembersihan lingkungan sekolah, bertujuan untuk membuat lingkungan menjadi nyaman dan asri sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih nyaman.
“Dalam pelaksanaan memperingati hari sampah memberikan banyak dampak positif, salah satunya adalah bersihnya lingkungan sekolah, memperindah tatanan tanaman di sekitar kelas, meningkatkan kreativitas siswa dalam pemanfaatan sampah, mengedukasi para siswa tentang bagaimana cara mengolah sampah organik (daun kering) menjadi pupuk kompos,” pungkas Moklas. (Lingkar Network | M. Ansori – Koran Lingkar)