GROBOGAN, Lingkarjateng.id – Bangunan berumur kurang lebih satu tahun di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Sumurgede, Desa Sumurgede Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan saat ini kondisinya sudah rusak.
Tembok di lima ruang sekolah mengalami retak serta plafon atap juga sudah ambrol. Padahal pembangunan gedung SDN 2 Sumurgede tersebut menelan anggaran Rp438 juta.
Pembangunan sekolah yang selesai pada akhir 2022 itu pun sudah tidak digunakan kegiatan belajar mengajar karena dinilai membahayakan siswa. Pihak guru khawatir, bangunan dapat runtuh sewaktu-waktu saat proses belajar mengajar.
Ketua Komite SDN 2 Sumurgede Bambang Wijanarko menyebut bahwa sebelum pembangunan gedung SDN 2 Sumurgede berlangsung, pihak pemenang tender pernah mendatangi untuk memulai pekerjaan. Namun, dalam pengerjaan tidak melibatkan pihak sekolahan.
“Sedikit pun kami tak dilibatkan, bahkan saat bersama kepala sekolah mencoba melihat Rencana Anggaran Biaya (RAB) tak dikasih,” ucap Bambang di Grobogan, Jumat, 26 April 2024 siang.
Bambang menjelaskan, retaknya bangunan tidak hanya di satu titik tapi mulai dari dinding bagian depan hingga samping.
Pihak komite, kata Bambang, sempat melaporkan kondisi bangunan rusak usai dibangun kepada Dinas Pendidikan Grobogan. Namun, tak ada tanggapan serius hingga kerusakan semakin meluas.
Dalam kasus ini, lanjut Bambang, pihak ketiga juga tidak melakukan serah terima kepada komite maupun pihak sekolah.
“Dia hanya menyerahkan kunci gedung bangunan pada penjaga sekolah,” ujarnya.
Saat ini, Bambang menyampaikan bahwa masalah kerusakan banguanan SDN 2 Sumurgede sedang ditangani Kejaksaan Negeri Grobogan karena muncul dugaan korupsi dalam pembangunannya. Pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan.
“Kami berharap gedung sekolah dapat dibangun kembali dengan kualitas lebih baik sehingga dapat memberikan kenyamanan untuk kegiatan belajar mengajar,” imbuhnya. (Lingkar Network | Eko Wicaksono – Lingkarjateng.id)