OLEH : Teteng Heri Karseno, S.Pd, Guru Sd Negeri Gelur, Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati
Keteladan adalah making something as an example, providing a model yang artinya, menjadikan sesuatu sebagai teladan, menyediakan suatu model (Kamus Landak, 2010). Guru atau pendidik adalah pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak para tokoh dan pemimpin (Isa, 1994). Jadi, keteladanan Guru adalah contoh yang baik dari Guru yang baik yang berhubungan dengan sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak dan moral yang patut dijadikan contoh bagi peserta didik. Keteladanan dalam diri seorang pendidik berpengaruh pada lingkungan sekitarnya dan dapat memberi warna yang cukup besar pada masyarakat di lingkungannya.
Begitu juga dengan Penulis, Guru Kelas V di SD Negeri Gelur, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati ini, sebagai sosok Guru yang bisa menjadi teladan kepada seluruh anak didiknya, terlebih untuk lingkungannya. Selain pandai dalam memahami ilmu keagamaan, beliau juga seorang atlit bola volli. Tak hanya itu, kepiawaian dalam hal dunia Tarik suara tak dapat diragukan lagi, sehingga tak sedikit masyarakat luas yang sudah mengenalnya dengan baik. Tak berhenti dalam beberapa kegiatan yang aktif tersebut, beliau juga terampil dalam melatih siswa-siswi yang telah mengikuti kegiatan pencak silat, sebagai sarana melatih ketangkasan dan kemandirian. Terutama memperbanyak wawasan yang di luar pelajaran akademik di sekolah. Oleh karenanya, banyak prestasi siswa yang telah meraih kejuaraan dalam kejuaraan Bola Volli dan prestasi lainnya.
Namun, Penulis selalu berpesan kepada semua siswa-siswi bahwa kita harus selalu rendah hati dan pantang menyerah. Karena dengan mempunyai sifat rendah hati, kita akan dapat saling menghargai orang lain dan agar menyadari bahwa kelebihan yang kita miliki adalah anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita syukuri. Dan Ketika kita pantang menyerah, akan menjadi semangat yang berkobar demi tujuan yang akan di capai. Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan sedini mungkin. Karena dengan karakter yang baik kita melakukan hal-hal yang patut, baik, dan benar sehingga kita bisa berkiprah menuju kesuksesan hidup, kerukunan antar sesama dan berada dalam koridor perilaku yang baik. Sebaliknya, jika kita melanggar maka kita akan mengalami hal-hal yang tidak nyaman, dari yang sifatnya ringan, seperti tidak disenangi, tidak dihormati orang lain, sampai yang berat seperti melakukan pelanggaran hukum.
Penerapan Pendidikan karakter semakin mendesak guna menyikapi dekadensi moral atau kemerosotan budi pekerti siswa yang terjadi merata di seluruh negeri. Kemerosotan budi pekerti telah menjadi pemandangan umum yang jelas terlihat dalam keseharian kehidupan remaja. Seperti halnya berkurangnya etika sopan santun terhadap orang yang lenih tua, merokok, suka berbohong, suka membully antar teman, berani terhadap Guru, dan berbagai sikap serta Tindakan tidak terpuji lainnya. Selain itu, alasan yang lebih penting adalah banyaknya keluhan Ketika terjadi interaksi antara Orang tua dan Guru tentang siswa. Tak sedikit orang tua yang sharing terhadap Guru terkait kenakalan siswa, dan yang paling sering adalah seringnya bullying terhadap sesama teman. Meskipun terlihat sepele, namun semua itu akan berdampak pada psikis anak. Karena bila perilaku bullying tetap di biarkan terjadi, tentu akan menimbulkan pertengkaran antar siswa, terlebih jika orangtuanya tidak bisa menerima keadaan tersebut, bisa berdampak negatif pada sekolahan tersebut.
Maka dari itu, penulis sangat berharap dukungan penuh dari semua pihak. Baik itu dari Kepala Sekolah, Semua Guru yang terkait, terlebih khususnya kepada Walimurid. Untuk saling menjaga komunikasi dengan Guru kelas. Karena bagaimanapun juga, pada kesehariannya tentu Guru kelas lah yang paling banyak menemani peserta didik di Sekolah. Sikap-sikap perilaku yang tidak terpuji yang sering dialami oleh beberapa siswa di sekolah tersebut, telah teratasi oleh Penulis selaku Guru kelasnya. Dengan mengutamakan pendekatan yang humanis, dan selalu mengupayakan komunikasi yang baik antar pihak yang saling berkaitan dengan beberapa siswa tersebut. Maka dapat meminimalisir kesalahpahaman antara wali murid dengan pihak Sekolah, sehingga tercapailah Visi dan Misi Sekolah dalam menanamkan pembentukan karakter yang baik untuk peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Gelur, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati.