• Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer
Senin, Mei 12, 2025
lingkarjateng.id
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • REGIONAL
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
    • Pekalongan Hari Ini
  • POLITIK
  • PERISTIWA
  • ARTIKEL
    • Wisata
    • Guru Menulis
    • Inspiratif
    • Keagamaan
    • Opini
No Result
View All Result
lingkarjateng.id
No Result
View All Result
Home Artikel

Kembali ke Alam, Inilah 4 Ritual Pemakaman Ramah Lingkungan

Ulfa Puspa by Ulfa Puspa
Selasa, 18-Okt-2022
in Artikel
ILUSTRASI: Setangkai bunga mawar dan nyala lilin terlilit pita hitam sebagai simbol penyampaian duka. (Freepik @mdjaff/Lingkarjateng.id)

ILUSTRASI: Setangkai bunga mawar dan nyala lilin terlilit pita hitam sebagai simbol penyampaian duka. (Freepik @mdjaff/Lingkarjateng.id)

947
VIEWS
Bagikan di WhatsAppBagikan di FacebookBagikan di Twitter

Lingkarjateng.id – Di setiap negara sudah pasti memiliki ritual keagamaan hingga ritual pemakaman berdasarkan pada kepercayaan masing-masing. Kebanyakan, prosesi pemakaman dilakukan dengan menguburkan jenazah ke dalam tanah atau mengkremasi jenazah lalu menyimpan abu pembakaran.

Ritual pemakaman seperti di atas masih banyak dilakukan sebagian besar masyarakat. Akan tetapi saat ini banyak pula yang berpikir bahwa penguburan jenazah dan kremasi dianggap tidak ramah lingkungan sehingga banyak yang mencari solusi lain.

Di negara tertentu, ritual pemakaman ramah lingkungan kian diminati bahkan dijadikan bisnis. Sebuah perusahaan jasa memberikan layanan pemakaman sesuai dengan permintaan keluarga. Salah satunya pemakaman jenazah untuk dijadikan kompos atau terumbu karang. Selain dua ritual pemakaman ini, ada juga tradisi di wilayah Himalaya, Tibet yang melakukan ritual langit.

5-Rekomendasi-Cafe-di-Kudus-yang-Cocok-untuk-Meet-Up

10+ Rekomendasi Cafe di Kudus yang Cocok untuk Meet Up

24 April 2025
5-Rekomendasi-Objek-Wisata-Religi-di-Magelang

10+ Rekomendasi Objek Wisata Religi di Magelang

24 April 2025

1. Earth Funerals

Beberapa waktu lalu, dunia dibuat tercengang oleh sebuah keluarga di Colorado, salah satu negara bagian barat Amerika Serikat yang memilih mengomposkan jenazah ketimbang menguburkannya di tempat pemakaman. Pengomposan jenazah ini bukan bagian dari ritual keagamaan atau ajaran sesat melainkan murni digunakan sebagai pupuk tumbuhan.

Bahkan pengomposan jenazah ini dilegalkan dalam undang-undang dan pertama kali berlaku pada September 2021. Meski tidak melanggar hukum, namun kompos dari mayat manusia itu tidak boleh dijual maupun digunakan untuk pupuk tumbuhan yang dapat dimakan.

Pemakaman alami atau earth funerals juga dilakukan di sebuah tanah pertanian di dekat Kota Armidale di New South Wales. Proses pemakaman ini hampir sama dengan pemakaman pada umumnya yaitu jenazah dan perangkat lainnya dikuburkan tanpa pengawet dan semua yang dikubur itu harus bisa melebur dengan tanah.

Sebagian orang memilih earth funerals karena ingin tetap berguna meskipun sudah meninggal nanti sehingga tidak perlu menggunakan lahan luas yang tidak bisa digunakan untuk keperluan lain.

2. Akuamasi

Selain penguburan di tanah, proses pemakaman yang paling umum dilakukan adalah dengan kremasi atau pembakaran jenazah dengan api. Namun tidak demikian dengan Desmond Tutu, seorang Teolog Afrika Selatan, memilih akuamasi untuk pemakamannya.  Yaitu alternatif kremasi yang lebih ramah lingkungan karena menggunakan cairan alih-alih api untuk membuang mayat.

Akuamasi merupakan alternatif pemakaman ramah lingkungan yang dilakukan dengan larutan alkali yang dipanaskan untuk memecah dan melarutkan tubuh sehingga hanya menyisakan kerangka. Selama proses akuamasi, jenazah ditempatkan di dalam bejana yang diisi dengan campuran air dan larutan alkali kemudian dipanaskan hingga 90-150 derajat celcius.

Teknik akuamasi hanya membutuhkan sekitar sepertujuh dari energi yang digunakan dalam kremasi. Hasil akuamasi menghasilkan abu sekitar 32 persen lebih banyak sisa yang kemudian bisa dikeringkan dan dihaluskan menjadi bubuk putih. Abu ini dapat dijadikan kompos.

3. Terumbu karang

Sebuah perusahaan yang berbasis di Florida, Amerika Serikat memiliki jasa layanan pemakaman nonkonvensional. Salah satunya adalah menambahkan abu jenazah ke dalam campuran beton ramah lingkungan untuk dijadikan terumbu karang. Sejak 1998, perusahaan Eternal Reefs melayani orang-orang yang menginginkan jenazah mereka menjadi formasi terumbu karang buatan di dasar laut. Setidaknya di tahun 2020 lalu, sebanyak 2.000 lebih terumbu karang telah ditempatkan di 25 lokasi di lepas pantai timur AS.

4. Pemakaman langit

Umat Buddha di wilayah Himalaya, Tibet mempunyai ritual pemakaman langit atau pemakanan surgawi. Yaitu praktik pemakaman dengan membawa jenazah ke daerah terpencil pegunungan yang jauh dari rumah tinggal.

Pemakaman langit dilakukan beberapa hari setelah mendiang meninggal karena ada alat-alat upacara tertentu yang perlu disiapkan. Di pegunungan terpencil itu, seorang master penguburan akan menyalakan asap untuk menarik perhatian burung karnivora seperti burung nasar. Sang master akan melakukan pengawasan selama burung-burung memakan tubuh yang dipotong-potong oleh pembawa jenazah.

Bagian-bagian mayat yang tersisa itu dikumpulkan dan dibakar. Sementara tilang-tulangnya dicampur dengan tsampa, yaitu makanan pokok di Tibet yang diumpankan ke burung-burung.

Praktik pemakaman langit sudah berusia belasan ribu tahun karena secara historis iklim di daerah tersebut tidak mendukung penguburan tanah. Selain itu, masyarakat di Tibet percaya bahwa setelah seseorang mati, jiwa dibebaskan dan bentuk fisik tidak lagi diperlukan. Selain itu, burung-burung karnivora dalam prosesi pemakaman juga dipercaya memiliki hubungan positif budaya Tibet dengan alam. Kembali ke bumi sebagai makanan untuk makanan makhkuk hidup lain dianggap sebagai cara yang murah hati untuk mengistirahatkan tubuh orang mati. (Lingkar Netwoork | Lingkarjateng.id)

Sumber Referensi:

2022. Voaindonesia: Kremasi Tanpa Api Pilihan Berwawasan Lingkungan. Diakses pada 18 Oktober 2022 dari https://www.voaindonesia.com/a/kremasi-tanpa-api-pilihan-berwawasan-lingkungan-/6393896.html

Debusmann Jr. Bernd. 2021. BBC: Cara Pemakaman Tak Biasa Masa Kini: Dijadikan Terumbu Karang Buatan, Pupuk Kompos dan Dikirim ke Luar Angkasa. Diakses pada 18 Oktober 2022 dari https://www.bbc.com/indonesia/majalah-56889530

Priyambodo, Utomo. 2022. Nationalgeographic: Pemakaman Langit: Jenazah Diumpankan ke Burung agar Ramah Lingkungan. Diakses pada 18 Oktober 2022 dari https://nationalgeographic.grid.id/read/133286548/pemakaman-langit-jenazah-diumpankan-ke-burung-agar-ramah-lingkungan?page=all

Tags: ArtikelPeduli Lingkungan
Previous Post

Salto di Sungai Sambong Batang, Pemancing Ditemukan Tewas Tenggelam

Next Post

Ganjar Pranowo Harap MPP Bisa Jadi Tempat Promosi Produk UMKM

Post Terkait

Monumen Bandeng Pati
Artikel

9 Wisata Religi di Kabupaten Pati

by Jazilatul Khofshoh
24 April 2025

PATI – Terkenal dengan semboyan Pati Bumi Mina Tani, Kabupaten Pati menjadi surga destinasi wisata yang patut untuk dikunjungi. Berikut...

Read moreDetails
5-Rekomendasi-Objek-Wisata-Religi-di-Demak

10 Rekomendasi Objek Wisata Religi di Demak

24 April 2025
Tugu Bandeng Pati (Dok. Instagram @kota_pati/Lingkarjateng.id)

20+ Rekomendasi Tempat Nongkrong Viral di Pati

24 April 2025
ILUSTRASI: Sejumlah siswa sekolah menengah mengerjakan tugas kelompok. (Lingkarjateng.id)

Tips Memilih SMA Berstandar Internasional untuk Masa Depan Anak Lebih Cerah

24 April 2025
Jam tangan Expedition seri E6402 untuk pria. (Dok. Expedition/Lingkarjateng.id)

Ini 5 Cara Mengetahui Jam Tangan Expedition Asli atau Palsu

2 Maret 2025
Load More

BERITA TRENDING

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat meninjau Jalan Biting-Cening, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, pada Jumat, 9 Mei 2025. (Dok. Pemkab Kendal/Lingkarjateng.id)
Kendal Hari Ini

Bupati Kendal Anggarkan Rp 1,5 Miliar untuk Perbaikan Jalan Biting-Cening

by Rosyid
9 Mei 2025

KENDAL, Lingkarjateng.id - Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, didampingi sang suami Murdoko bersama kepala OPD terkait meninjau kondisi jalan penghubung...

Read moreDetails
Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris. (Mohammad Fahtur Rohman/Lingkarjateng.id)

Proyek SIHT Kudus Dipastikan Lanjut, Bupati Sam’ani: Harus Dikerjakan Hati-Hati dan Diawasi Ketat

10 Mei 2025
Kepala Bapenda Kendal, Abdul Wahab. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

Usaha Kos-kosan di Kendal Akan Dikenakan Pajak 10 Persen Per Pintu

8 Mei 2025

BERITA POPULER

  • Kepala Bapenda Kendal, Abdul Wahab. (Arvian Maulana/Lingkarjateng.id)

    Usaha Kos-kosan di Kendal Akan Dikenakan Pajak 10 Persen Per Pintu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Depo Sampah di Kaliwungu Kendal Resmi Ditutup, Warga Diminta Buang ke TPA Darupono

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Kendal Anggarkan Rp 1,5 Miliar untuk Perbaikan Jalan Biting-Cening

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Post Terbaru

Wakil Bupati Kudus, Bellinda Sabrina Putri Birton, saat melakukan sidak di Pasar Bitingan, Kabupaten Kudus, pada Sabtu, 10 Mei 2025. (Nisa Hafizhotus S./Lingkarjateng.id)

Wabup Kudus Akan Kembali Terapkan Jam Operasional Pedagang Pasar Bitingan

11 Mei 2025
Ketua Dekranasda Kendal, Murdoko (kanan), saat melihat RTH Taman Klorofil di Kendal Kota pada Minggu, 11 Mei 2025. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

Dekranasda Kendal Akan Sulap RTH Jadi Pusat Kuliner dan UMKM

11 Mei 2025
Sejumlah truk pengangkut sampah tidak bisa memasuki TPA Darupono Kendal karena adanya penutupan sementara, Minggu, 11 Mei 2025. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

Alat Berat Rusak, TPA Darupono Kendal Ditutup Sementara

11 Mei 2025
Ketua Pengkab PBSI Kabupaten Kendal, Muhammad Iqbal Aqila, saat menerima bendera dari Pengprov PBSI Jateng dalam pelantikan di Gedung DPRD Kendal pada Minggu, 11 Mei 2025. (Unggul Priambodo/Lingkarjateng.id)

Minim Anggaran Imbas Efisiensi, PBSI Kendal Akan Upayakan Gotong Royong

11 Mei 2025
lingkarjateng.id

Lingkarjateng.id adalah media online yang menerbitkan berita terbaru dan teraktual di wilayah Jawa Tengah, berita yang kami terbitkan padat mendalam dan terpercaya, meliputi info wilayah Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kudus, Kabupaten Demak, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara, Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Grobogan, Kota Salatiga dan Kabupaten Batang

Follow Us

  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Developer

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Jateng Hari Ini
    • Kesehatan
    • Bisnis & Ekonomi
    • Wisata
    • Hukum dan Kriminal
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Teknologi & Informatika
  • Regional
    • Pati Hari Ini
    • Kudus Hari Ini
    • Jepara Hari Ini
    • Rembang Hari Ini
    • Blora Hari Ini
    • Kendal Hari Ini
    • Demak Hari Ini
    • Grobogan Hari Ini
    • Semarang Hari Ini
    • Batang Hari Ini
    • Salatiga Hari Ini
  • Politik & Pemerintahan
  • Artikel
    • Inspiratif
    • Guru Menulis
  • Lingkar TV
  • Box Redaksi
  • Kontak & Info Iklan

© 2021 Lingkarjateng.id - Mendalam Terpercaya