Lingkarjateng.id – Saat menjalani ibadah puasa Ramadhan, umat Muslim harus menahan lapar dan haus dari fajar hingga magrib. Selain itu, umat Muslim harus melawan hawa nafsu dan memperbanyak ibadah. Namun, bagaimana jika penjual makanan, pengusaha warung makan atau Ibu-Ibu di rumah yang ingin mencicipi masakan untuk menyiapkan buka puasa? Bagaimana hukumnya? Apakah membatalkan puasa?
Berikut Lingkarjateng.id rangkum penjelasan hukum mencicipi masakan saat berpuasa Ramadhan. Yuk, simak!
Dikutip dari Instagram Account Bimas Islam Kemenag Republik Indonesia @bimasislam, pertanyaan mencicipi makanan saat berpuasa sering ditanyakan oleh kalangan ibu-ibu rumah tangga. Pasalnya, ingin memastikan rasa makanan untuk berbuka sudah pas di lidah atau belum. Apalagi untuk penjual makanan, tentunya hal ini menimbulkan was-was khawatir jika membatalkan puasa Ramadhan.
Dalam Kitab Hasyiyah Asy Syarqawi ‘ala Tuhfah Al-Thullab, Syekh Al-Syarqawi mengungkapkan mencicipi makanan dengan adanya kebutuhan tertentu seperti memastikan rasa makanan hukumnya boleh dan tidak membatalkan puasa Ramadhan.
Bagaimana Menurunkan Berat Badan saat Puasa Ramadhan?
6 Tips Aman Menurunkan Berat Badan saat Puasa Ramadhan
Dengan catatan makanan yang dicicipi harus segera dikeluarkan dari mulut (diludahkan) karena khawatir makanan terlalu lama di mulut dapat membuat tertelan sampai kerongkongan. Tapi, jika mencicipi makanan tanpa adanya kebutuhan, hukumnya makruh.
“Di antara sejumlah makruh dalam berpuasa ialah mencicipi makanan karena dikhawatirkan akan mengantarkannya sampai ke kerongkongan. Dengan kata lain, khawatir dapat menjalankannya lantaran begitu dominannya syahwat. Posisi makruhnya itu sebenarnya terletak pada ketiadaan alasan atau hajat tertentu dari orang yang mencicipi makanan itu. Berbeda lagi bunyi hukum untuk tukang masak baik pria maupun wanita dan orang tua yang berkepentingan mengobati buah hatinya yang masih kecil. Bagi mereka ini, mencicipi makanan tidaklah makruh.”
Prinsipnya, hal yang dapat membatalkan puasa adalah masuknya makanan dan minuman ke dalam lubang seperti mulut, hidung, telinga dan lubang lainnya. Dijelaskan juga dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas R. A., kalau mencicipi makanan hukumnya tidak membatalkan puasa.
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (HR. Bukhari)
Bagaimana Cara Mengatasi Bau Mulut saat Puasa Ramadhan?
6 Tips Atasi Bau Mulut saat Berpuasa
Dalam konteks tersebut, mencicipi makanan dan cuka diperbolehkan asalkan tidak masuk ke dalam kerongkongan. Dengan begitu, ketika mencicipi makanan atau masakan sebaiknya cukup mengecap lalu segera dikeluarkan dari mulut. Namun, mencicipi makanan tersebut haruslah benar-benar atas dasar kebutuhan dan niat untuk menjamin kualitas makanan atau masakan.
Senada dilansir dari Instagram Account Bimas Islam Kemenag RI, dalam kitab Al-Sunan Al-Kubra, Imam Al-Baihaqi menyebutkan riwayat dari Ibnu Abbas yang memperbolehkan mencicipi makanan selama makanan tersebut tidak sampai ke kerongkongannya.
“Tidak masalah bagi seseorang mencicipi makanan, baik makanan berupa cuka atau makanan lainnya, selama tidak masuk kerongkongannya dalam keadaan dia berpuasa. Dengan demikian, meskipun mencicipi makanan hukumnya boleh, namun hal itu sebaiknya ditinggalkan jika memang tidak ada kebutuhan. Namun, jika ada kebutuhan maka boleh mencicipi makanan dan hendaknya segera diludahkan agar tidak tertelan sampai kerongkongan.”
Dalam sumber lain yakni Kitab Hasyiyah an-Nihayah juga menyebutkan mencicipi makanan diperbolehkan jika ada hajat.
“Mencicipi makanan adalah makruh bagi orang yang berpuasa, kecuali kalau ada hajat.”
Apa Menu Berbuka Puasa yang Kekinian saat Ini??
5 Ide Menu Berbuka Puasa yang Kekinian di Bulan Ramadhan
Selain itu, disebutkan dalam Majmu’ Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, “Mencicipi makanan terlarang bagi orang yang tidak memiliki hajat, akan tetapi hal ini tidak membatalkan puasanya. Adapun untuk orang yang memiliki hajat, maka hukumnya seperti berkumur-kumur.” (Majmu’ Fatawa, 25/266-267, Maktabah Syamilah)
Hal yang sama juga dalam Majmu’ Fatawa, Syaikh Shalih Al-Utsaimin mengungkapkan, “Mencicipi masakan tidaklah membatalkan puasa seseorang apabila dia tidak menelannya. Akan tetapi sebaiknya hal tersebut tidak ia lakukan kecuali jika memang dibutuhkan,” (Majmu’ Fatawa 19/357)
Demikianlah hukum mencicipi makanan atau masakan bagi orang yang menjalani puasa Ramadhan. Hukumnya diperbolehkan jika memang memiliki hajat, menjadi makruh jika dilakukan tanpa hajat. Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Selamat menjalankan ibadah puasa. (Lingkar Network | Jazilatul Khofshoh – Lingkarjateng.id)
Sumber Referensi:
Kementerian Agama Republik Indonesia Kantor Kota Denpasar. Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa. https://bali.kemenag.go.id/denpasar/berita/25244/hukum-mencicipi-makanan-saat-puasa diakses pada 13 April 2022.
Instagram Bimas Islam Kemenag RI. Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa. Diakses pada 13 April 2022.